Jumat, 21 Desember 2018

Memahami Akar Permasalahan Islamofobia



Judul : Islamofobia
Penulis : Karen Armstrong, John L. Esposito, Imam Abdul Malik Mujahid, Tarriq Ramadhan
Penerbit : Mizan
Tahun: Cetakan 1, Agustus 2018
Jumlah Halaman : 352 Halaman
ISBN : 9786024410551
Dengan adanya terorisme yang mengatasnamakan agama islam memunculkan dampak psikologis yang besar bagi umat beragama. Rasa malu,  ketakutan, kebencian dan juga dendam yang mengarah pada permusuhan antara umat islam dan dan orang-orang barat. Masyarakat barat takut terhadap islam karena aksi kekerasan dan terorisme yang terjadi  terus menerus dan meneror kalangan barat. Sedangkan islam sendiri merasa malu dengan aksi terorisme yang mengatasnamakan agama islam.
Karen Armstrong dalam buku terbarunya bertajuk "Islamofobia" kembali membahas mengenai isu agama. Kali ini pembahasan menganai isu paling sentral dalam agama islam yang di bahas oleh Karen Armstrong, yaitu menganai isu islamofobia yang kian berkembang.
Saat ini islamophobia telah meningkat, banyak orang yang menepuk rata kaum muslimin sebagai kaum yang keras, anti solidaritas dan anti toleransi. Serangan-serangan mengerikan yang dilakukan oleh teroris para ekstremis yang mengatasnamakan kefanatismean agama sebagai alasan perbuatan yang mereka lakukan, inilah penyebab penyamarataan kepribadian seluruh umat muslim yang ada.
Padahal islam merupakan ajaran yang membawa kebaikan, rahmat, perdamaian, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian.dan kebijakan dan kaum muslim biasa menyebutnya rahmatan lil alamin. Jauh berbeda dengan apa yang orang barat bayangkan dan pikirkan dalam pikiannya masing-masing yang menganggap islam itu keras dan dan tidak memiliki nilai-nilai kemanusiaan.
Perasaan antipati kaum barat inilah yang pada akhirnya menjadika awal mula munculnya islamophobia di Kalanga  barat. Buku ini hadir untuk menjawab pertanyaan banyak kalangan mengenai apa sebenarnya definisi dari islamophobia?  Bagaimana akar pemasalahan islamophobia yang berkembang do dunia barat? Sikap apa yang harus dilakukan agar islamophobia ini  dapat di hilangkan? Bahkan buku ini pun membahas mengenai alasan-alasan kelompok ekstrem melakukan pembantaian dan juga kekerasan atas nama islam.
Buku ini diawali dengan pendalaan mengenai bagaimana kaum ekstremis bisa muncul dan berkembang. Hal apa yang menjadi motivasi kaum ekstremis untuk terus melakukan kekerasan. Dan bagaimana terorisme dapat dengan mudahnya mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan tanpa memandang belas kasih terhadap korban-korban yang telah mereka terror.
Dijelaskan bahwa terorisme muncul karena kaum ekstremis hanya mendalami ayat-ayat dalam Al-Quran mengenai ayat peperangan.  Lebih tepatnya teroris seringkali hanya mengutip ayat-ayat perang sebagai pedomannya. Padahal Al-Quran juga menuliskan ayat-ayat mengenai perdamaian dan kasih sayang beserta perintahnya yang kuat. Pemahaman inilah yang pada akhirnya memicu kaum ekstremis untuk terus melakukan kekerasan dan mengembangkan keberadaan terorisme ini.
Dengan analisis yang kritis juga pendapat banyak pakar yang di satupadankan buku ini dapat menjadi refefensi yang tepat untuk memhami isu islamophobia ini. Dalam buku ini kita dapat menemukan pendapat dari pakar yang telah mumpuni di bidangnya mereka adalah, Karen Armstrong, John L Eposito, Imam Abdul Malik Mujahid, dan Tariq Ramadhan.
Dalam analisisnya John L Eposito memaparkan mengenai kasus diskriminasi yang dilakukan kaum barat terhadap kaum muslimin karena islamophobia ini. Banyak sekali perlakuan yang tidak baik diterima kaum muslim, kejahatan anti islam dan anti muslim semakin meningkat dari tahun ke tahun di barat.
Islamofobia bukanlah fenomena yang sederhana dan setiap orang harus peka terhadap isu ini. Karena itulah buku ini juga memapakan mengenai pendapat dari Imam Abdul Malik Mujahid dan Tariq Ramadhan mengenai bagaimana cara kita melawan islamophobia. Bagaimana cara kita menghentikan kebencian, dan rasa takut orang barat terhadap kaum muslimin.
Menariknya buku ini juga menambahkan renungan sebagai bentuk kontemplasi diri yang ditulis oleh Abdul Hakim Murad yang dapat menjadi kajian banyak orang. Artikel-artikel pendahuluan dalam buku ini yang hadir di awal buku memberikan gambaran umum  mengenai isi keseluruhan buku membuatnya menjadi bahan untuk menarik minat baca kita untuk terus melanjutkan kehalaman berikutnya.
Buku ini merupakan buku yang bagus karena ditulis dengan menggunakan banyak referensi dan sumber yang terpercaya dan juga survey yang tersruktur. Para pakar yang menjadi narasumber dalam buku inipun merupakan pakar yang mengerti isu islamophobia. Dengan analisis yang kritis namun dengan bentuk tulisan yang praktis buku ini memang merupakan bacaan penting yang perlu dibaca setiap orang . Membaca buku ini kita akan sadar, bahwa bukan waktunya berdiam diri ketika islamophobia terus berkembang.


Potensi Edukatif Manusia dalam Al-Qur'an



Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang dibekali dengan potensi-potensi edukatif. Potensi-potensi tersebut yaitu pendengaran, penglihatan, dan akal (hati). Lalu dengan potensi-potensi tersebut manusia kemudian dapat mengembangkan dirinya untuk kemudian berubah menjadi lebih baik.Potensi ini kemudian jelas oleh Allah cantumkan ke dalam Ayat Al-Qur'an dalam surat An-Nahl ayat ke 78. Ayat tersebut memiliki arti:
 "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun dan Dia (Allah) kemudian memberikan kamu pendengaran, penmglihatan dan hati nuranin agar kamu bersyukur."
Dari ayat ini kita dapat menyimpulkan bahwa manusia sejatinya ketika terlahir di dunia pada awalnya tidak mengetahui apapun. Sejalan dengan itu, sains kemudian baru-baru ini membuktikan ke absolutan dari ayat ini. Karena pada awalnya indra yang berfungsi terlebih dahulu yaitu pendengaran, kemudian selanjutnya Allah memberikan indra penglihatan yang kemudian Allah sebutkan dalam An-Nahl ayat 78 sebagai urutan yang kedua, dan terakhir Allah memberikan akal atau hati nurani setelah manusia mampu memfungsikan kesemua indra yang dimilikinya.
Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang telah memberikan potensi-potensi edukatif terhadapa manusia agar manusia mampu mengembangkan potensi edukatifnya uintuk terus berkembang menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Karena itu potensi edukatif ini harus kita manfaatkan agar dapat memaksimalkan diri kita sendiri. Dan tentunya hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah untuk senantiasa bersyukur kepada Allah menikmati kenimatan yang telah Allah berikan atas segala potensi edukatif yang telah Allah berikan. 
Dari ayat ini kita juga tahu bahwa ketika bayi lahir ke dunia dalam keadaan lemah selanjutnya bayi itu berinterkasi dengan dunia luar, diberikan pendidikan oleh orang tua dan lingkungan sekitar, sehingga lama kelamaan bermetformosis dari manusia yang tidak mengetahui apapun menjadi manusia yang mengetahui banyak hal. Hal ini terjadi karena manusia mengembangkan potensi edukatif dan difungsikan secara berproses dan terus menerus.
Dalam proses pembelajaran potensi pendengaran merupakan instrument yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Karena dengan pendengaran lah kita dapat mengetahui informasi dan menerimanya kemudian menerapkan hasil pengetahuannya dari pendegaran. Kemudian dengan potensi penglihatan manusia dapat membaca banyak hal dan pengetahuan baik secara terkstual dan kontekstual untuk terus berkembang. Begitu pula dengan potensi akal atau hati nuranin. Dengan memiliki akal manusia dapat memindai mana hal yang baik dan mana hal yang buruk, mana hal yang harus ditinggalkan dan mana yang harus dilaksanakan, dengan semua potensi ini manusia bisa menjadi makluk yang paling unggul dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Selanjutnya dari ayat ini kita juga dapat mengatahui bahwasanya ke semua potensi yang telah Allah berikan merupakan alat agar manusia dapat mencapai dua tujuan hidup yang harus dilaksanakannya. Tujuan manusia hidup tersebut adalah untuk mengeksploitasi sebanyak-banyaknya karunia Allah yang telah Allah sediakan di dunia baik itu kekayaan alam atau hal lainnya yang ada di dunia. Pengekspoitasian tersebut dilakukan untuk kemaslahatan hidup umat manusia. Jadi, tujuan hidup manusia yang pertama adalah memanfaatkan karunia Allah untuk kepentingan bersama bukan untuk kepentingan pribadi. Lalu tujuan hidup manusia yang kedua adalah untuk senantiasa mencari keridhaan Allah untuk mendapatkan martabat yang tinggi di hadapan Allah SWT. Karena tujuan hidup inilah manusia diberikan potensi edukatif, maka sebagai umat manusia kita harus memaksimalkan semua potensi edukatif untuk dua tujuan hidup manusia yang paling utama. Jangan lupa juga untuk senantiasa bersyukur di setiap kesempatan atas segala kenikmatan berupa potensi yang telah Allah berikan kepada umat manusia, sungguh Allah merupakan dzat yang Maha pengasih lagi Maha penyayang.


Senin, 10 Desember 2018

The Breadwinner Perjuangan Gadis Afghanistan Berbasis Isu Feminisme





Oleh Ai Siti Rahayu Komunikasi dan Penyiaran Islam 7A



Judul                          : The Breadwinner
Rilis                             : 13 Desember 2017
Genre                        : Animasi, Drama
Pengisi Suara           : Saara Chaudry, Sona Chhaya, Noorin Gulamgaus, Laara Sadiq, Ali Badshsh, Shaista Latif
Sutradara                 : Nora Twomey
Produser                   : Angelina Jolie
Penulis                       : Deborah Ellis
Durasi                        : 1 Jam 42 menit
Rating IMDB            : 7.6/10
Studio                        : Universal Pictures


Debut perdana Angelina Jolie sebagai seorang eksekutif produser diawali dari film animasi bertajuk “The Breadwinner” yang rilis pada 13 Desember 2017. Film animasi yang diangkat berdasarkan novel karya Deborah Ellis dengan judul yang sama ini merupakan film animasi yang mengangkat isu feminisme
Dengan menonton film ini pertama kali kita akan teringat akan film Mulan garapan Disney yang juga menceritakan seorang gadis yang terpaksa berpenampilan seperti laki-laki agar hidupnya dapat bebas. Tak jauh berbeda seperti hal nya Mulan, Parvana karakter utama dalam film ini juga digambar sebagai seorang gadis yang menginkan hidup bebas. Dengan latar daerah konflik di Afghanistan, film ini disajikan menjadi lebih hangat.
Terlahir sebagai seorang perempuan di kota Kabul Afghanistan yang dikendalikan oleh rezim opresif Taliban, Parvana merasakan bagaimana perempuan diperlakukan secara berbeda dan memiliki hak yang berbeda dengan laki-laki. Karena dirinya yang merupakan seorang perempuan, Parvana tidak merasakan adanya kebebasan bagi seorang perempuan di daerah itu. Hal ini dikarenakan Taliban melarang seluruh perempuan keluar dari rumah seorang diri. Kesempatan untuk keluar rumah bagi seorang Parvana hanyalah jika ia keluar rumah bersama anggota keluarganya yang berjenis kelamin laki-laki.
Namun pada suatu ketika, tumpuan satu-satunya Parvana untuk keluar dari rumah, yaitu ayahnya sendiri. Ditangkap oleh orang Taliban tanpa alasan yang pasti. Penangkapan ayahnya ini otomatis membawa masalah yang besar di keluarganya, masalahnya keluarga Parvana semuanya yang ada hanyalah perempuan. Ibunya perempuan, kakaknya pun perempuan dan adiknya masih balita. Tidak ada satupun yang dapat dimintai tolong padahal keluarga ini perlu keluar dari rumah untuk mencari makanan. Kemudian Parvana bersikap nekat untuk keluar dari rumah, tapi sayangnya aksinya ini berakhir dengan pengejaran Parvana oleh segerombolan lelaki, Parvana dianggap menyalahi aturan karena keluar dari rumah.
Hingga akhirnya Parvana dan ibunya memutuskan untuk memangkas rambut Parvana dan merubah penampilan Parvana menjadi seorang anak laki-laki. Dengan penampilan baru inilah Parvana dapat keluar dari rumah, mencari makanan, dan mencari keberadaan ayahnya.
Semua perempuan dalam film The Breadwinner merupakan perempuan tangguh dan berhati ulet. Ibu dari Parvana merupakan ibu pemberani yang tanpa segan memangkas rambut Parvana sebagai jalan keluar dari permasalahannya. Dengan identitas baru, Parvana yang merupakan seorang gadis belia pun digambarkan berani untuk mencari keberadaan ayahnya. 
Ada banyak pesan moral yang dapat kita pelajari dari film the breadwinner ini,. Film ini mengajarkan penontonnya untuk berpikir visioner bertindak berani dan pantanng mengeluh. Kehilangan ayahnya tidak membuat Parvana menjadi anak yang murung dan terpuruk, justru sebaliknya kehilangan ayahnya membuat Parvana bangkit dan maju sebagai tulang punggung keluarga, dalam usia yang belia, di daerah konflik pula.
Kembali dalam isu feminisme perubahan Parvana menjadi seorang anak laki-laki tidak serta merta membuat hidupnya bebas karena banyak permasalahan dan konflik yang terus datang terkait jati dirinya yang merupakan seorang anak perempuan.  Bagi Parvana kebebasan seorang perempuan kala itu hanya ada dalam pikirannya. Hal ini membuktikan secara jelas bahwa adanya ketidak adilan gender dalam kehidupan sosial yang meskipun telah membaik seiring berjalannya waktu tetapi tetap ada bahkan hingga saat ini.
Film ini juga merupakan film yang layak menjadi bahan diskusi untuk khalayak umum. Nora Twomey selaku sutradara telah berhasil meniupkan kehidupan dalam karakter yang menjadi tokoh dalam  film ini, menjadikan karakter yang dapat memberikan penghargaan terhadap isu negara dimana wanita masih harus berjuang dalam mempertahankan identitasnya dan memerangi ketidak adilan gender.
Film ini merupakan film yang secara keseluruhan cerdas dan berkualitas, namun ada beberapa adegan yang dirasakan flat, saat menceritakan kehidupan Parvana di dalam dongeng ayahnya di awal cerita. Flat ini lantas menjadikan cerita terlalu kontras dan mempengaruhi jalannya cerita utama.
The Breadwinner mungkin hanyalah film animasi sederhana, tetapi makna yang terkandung di dalamnya lah yang luar biasa. Film ini dengan detail nya memberikan sebuah harapan akan masa depan anak-anak yang lebih baikdan kesataraan hak-hak perempuan.


Oleh   : Ai Siti Rahayu

Minggu, 09 Desember 2018

EXO, Teori dan Love Shot


Menjadi Konservatif, Serupa Menyumbang Kebodohan Pada Peradaban


Sejatinya islam merupakan agama yang moderat, hal ini tercantum jelas dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 143. Dalam ayat itu tercantum  bahwa Allah berfirman,:

“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat islam) “umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik kebelakang. Sungguh (pemindaha kiblat) itu sangat berat. Kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha pengasih lagi maha penyayang.” (Al-Baqarah [2]: 143)

Seperti itulah firman Allah yang tercantum dala Al-Quran, dengan begitu saya dapat mengambil kesimpulan bahwa sejatinya islam bukanlah agama yang konservatif, tertutup dan tak pernah mau menerima pandangan dari pihak manapun. Islam adalah agama yang terbuka, terbuka untuk berdialog dengan dunia luar, berdialog dengan kaum lain, dan tidak berpihak pada pihak manapun baik pihak kanan maupun kiri. Saya juga kemudian tahu bahwa islam adalah agama yang berada di posisi tengah, netral dan tidak memihak siapapun, seharusnya dengan kondisi seperti ini islam dapat dengan mudah menerima arus globalisasi dan perkembangan zaman.

Salah satu kata motivasi yang saya suka adalah “Jangan pernah menyumbang kebodohan pada peradaban, hanya karena kamu tidak membaca”. Saya selalu mengartikan bahwa membaca disini adalah bukan hanya membaca buku, tetapi juga membaca segala instrument yang ada di dunia ini. Membaca keadaan sekitar, membaca situasi, membaca kondisi, membaca perubahan zaman, membaca karakteristik manusia, membaca isu-isu disekitar kita dan membaca segala hal yang ada dunia ini.

Pada faktanya ketika islam berkembang menjadi islam yang konservatif, islam yang selalu menutup mata, menutup pikiran, dan menutup hatinya pada hal-hal yang terus mengalami perkembangan secara signifikan, maka bisa dipastikan muslim yang seperti itu adalah muslim yang menyumbang kebodohan terhadap peradaban islam. Bagi saya paham konservatif  islam inilah yang harus segera dibenahi, karena bagaimana islam mampu berkembang ketika islam terlalu ekstrem dan tidak mau membaca keadaan dunia tidak mau berdialog dengan dunia sedang dunia terus berubah.

Ketika saya membaca sejarah dunia, saya mulai memahami mengapa peradaban barat mampu bangkit dari “Dark Age” (masa kegelapan) yang melingkupinya. Pada masa itu islam berada dalam puncak kejayaanya ketika barat justru terbelakang. Lalu mengapa masa keemasan itu seolah berbalik? Islam yang dahulu jaya seolah redup bila dibandingkan dengan peradaban barat saat ini. Mungkin inilah akibatnya jika islam terlalu konservatif dan tidak mau berubah. Padahal para ulama dan pembaharu terlah menganjurkan kepada umat muslim sejak lama untuk senantiasa behenti bersikap taklid dan membuka lebar pintu ijtihad. Maksud dari para pembaharu itu adalah agar islam kembali pada jati diri aslinya yang bersifat moderat bukan konservatif. Sehingga moderasi islam itu penting.

Menurut saya ketika generasi muda muslim pada saat ini sering berkutat pada gadget yang dimilikinya, dan hobi berselancar di dunia maya juga dunia internet, seharusnya kita jangan langsung mencap bahwa apa yang dilakukan oleh anak itu adalah kegiatan negative dan mencap anak tersebut sebagai cikal bakal generasi malas dan bodoh,. Bagi saya, meng-underestimate kan generasi millennial dan membanding-bandingkannya dengan generasi sebelumnya merupakan suatu tindakan yang tidak benar. Lalu apa hubungannya dengan moderasi islam? Seringkali saya melihat beberapa pemikiran kolot dari orang muslim yang melarang anaknya untuk melek teknologi, hanya karena tidak mau dianggap sebagai muslim yang menggunakan produk yang diciptakan oleh non muslim. Menggunakan produk nonmuslim sama halnya dengan berpihak pada nonmuslim dan mengkhianati islam. Sungguh hal ini berbanding terbalik dengan sifat islam yang moderat, bersikap netral bukan berarti memihak nonmuslim tetapi ketika nonmuslim dapat memberikan pengalaman baru, dan pelajaran baru, apa salahnya untuk bersikap lebih terbuka?

Saya kemudian memperhatikan adik saya yang masih duduk di bangku SMP. Orang tua saya tidak pernah melarang anak-anaknya untuk menggunakan gadget. Dengan syarat tetap ingat pada kewajiban utamanya sebagai anak dan jangan sampai lupa waktu ketika menggunakan gadget, karena itulah diberikan waktu khusus bebas memainkan gadget dalam suatu waktu. Hasilnya, adik saya dapat membuat konten-konten yang menarik di youtube, dapat berkespresi dan berkarya di dunia internet, bahkan mencoba programming dan menemukan hobi baru. Ini menunjukan bahwa generasi millennial muslim dapat diandalkan dan merupakan modal yang baik untuk peradaban islam di kemudian hari. Ketika kita mampu mengembangkan potensi-potensi generasi millennial muslim, tentunya langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan tidak meng-underestimate generasi millennial muslim dan tidak melarangnya untuk berkarya hanya karena objek yang dia gunakan untuk berkaraya merupakan ciptaan kaum nonmuslim.

Dengan pengetahuan agama kuat ditunjang dengan pengetahuan sains, sosial yang juga sama kuat. Islam dapat mencapai kejayaanya kembali dalam peradaban. Penyebarluasan informasi agama islam dapat lebih mudah diakses, kita juga dapat membuat dunia takjub dengan islam ketika kita mampu berkarya di depan mata dunia.

Poin utama yang harus kita perhatikan untuk berkarya adalah dengan menjadi pintar, untuk menjadi pintar kita harus senatiasa membaca. Membaca apapun itu, membaca segala hal yang ada di dunia, entah itu membaca  buku, membaca situasi, membaca kondisi, membaca zaman, membaca perubahan teknologi, membaca dunia secara terbuka. Muslim bisa melakukan hal ini, genarasi millennial dapat diandalkan dalam memajukan peradaban islam, untuk itu kaum muslim jangan berhenti membaca dan jangan menyumbangkan kebodohan terhadap peradaban hanya karena kaum muslim konservatif dalam artian tertutup pada dunia di luar islam, dan tertutup pada perkembangan zaman yang terus berkembang. Karena sejatinya islam itu moderat, maka kita harus kembangkan lagi moderasi islam dan siap untuk bersaing di era globalisasi.

Menjadi Konservatif Serupa Menyumbangkan Kebodohan Pada Peradaban

Sejatinya islam merupakan agama yang moderat, hal ini tercantum jelas dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 143. Dalam ayat itu tercantum  bahwa Allah berfirman,:

“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat islam) “umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik kebelakang. Sungguh (pemindaha kiblat) itu sangat berat. Kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha pengasih lagi maha penyayang.” (Al-Baqarah [2]: 143)

Seperti itulah firman Allah yang tercantum dala Al-Quran, dengan begitu saya dapat mengambil kesimpulan bahwa sejatinya islam bukanlah agama yang konservatif, tertutup dan tak pernah mau menerima pandangan dari pihak manapun. Islam adalah agama yang terbuka, terbuka untuk berdialog dengan dunia luar, berdialog dengan kaum lain, dan tidak berpihak pada pihak manapun baik pihak kanan maupun kiri. Saya juga kemudian tahu bahwa islam adalah agama yang berada di posisi tengah, netral dan tidak memihak siapapun, seharusnya dengan kondisi seperti ini islam dapat dengan mudah menerima arus globalisasi dan perkembangan zaman.

Salah satu kata motivasi yang saya suka adalah “Jangan pernah menyumbang kebodohan pada peradaban, hanya karena kamu tidak membaca”. Saya selalu mengartikan bahwa membaca disini adalah bukan hanya membaca buku, tetapi juga membaca segala instrument yang ada di dunia ini. Membaca keadaan sekitar, membaca situasi, membaca kondisi, membaca perubahan zaman, membaca karakteristik manusia, membaca isu-isu disekitar kita dan membaca segala hal yang ada dunia ini.

Pada faktanya ketika islam berkembang menjadi islam yang konservatif, islam yang selalu menutup mata, menutup pikiran, dan menutup hatinya pada hal-hal yang terus mengalami perkembangan secara signifikan, maka bisa dipastikan muslim yang seperti itu adalah muslim yang menyumbang kebodohan terhadap peradaban islam. Bagi saya paham konservatif  islam inilah yang harus segera dibenahi, karena bagaimana islam mampu berkembang ketika islam terlalu ekstrem dan tidak mau membaca keadaan dunia tidak mau berdialog dengan dunia sedang dunia terus berubah.

Ketika saya membaca sejarah dunia, saya mulai memahami mengapa peradaban barat mampu bangkit dari “Dark Age” (masa kegelapan) yang melingkupinya. Pada masa itu islam berada dalam puncak kejayaanya ketika barat justru terbelakang. Lalu mengapa masa keemasan itu seolah berbalik? Islam yang dahulu jaya seolah redup bila dibandingkan dengan peradaban barat saat ini. Mungkin inilah akibatnya jika islam terlalu konservatif dan tidak mau berubah. Padahal para ulama dan pembaharu terlah menganjurkan kepada umat muslim sejak lama untuk senantiasa behenti bersikap taklid dan membuka lebar pintu ijtihad. Maksud dari para pembaharu itu adalah agar islam kembali pada jati diri aslinya yang bersifat moderat bukan konservatif. Sehingga moderasi islam itu penting.

Menurut saya ketika generasi muda muslim pada saat ini sering berkutat pada gadget yang dimilikinya, dan hobi berselancar di dunia maya juga dunia internet, seharusnya kita jangan langsung mencap bahwa apa yang dilakukan oleh anak itu adalah kegiatan negative dan mencap anak tersebut sebagai cikal bakal generasi malas dan bodoh,. Bagi saya, meng-underestimate kan generasi millennial dan membanding-bandingkannya dengan generasi sebelumnya merupakan suatu tindakan yang tidak benar. Lalu apa hubungannya dengan moderasi islam? Seringkali saya melihat beberapa pemikiran kolot dari orang muslim yang melarang anaknya untuk melek teknologi, hanya karena tidak mau dianggap sebagai muslim yang menggunakan produk yang diciptakan oleh non muslim. Menggunakan produk nonmuslim sama halnya dengan berpihak pada nonmuslim dan mengkhianati islam. Sungguh hal ini berbanding terbalik dengan sifat islam yang moderat, bersikap netral bukan berarti memihak nonmuslim tetapi ketika nonmuslim dapat memberikan pengalaman baru, dan pelajaran baru, apa salahnya untuk bersikap lebih terbuka?

Saya kemudian memperhatikan adik saya yang masih duduk di bangku SMP. Orang tua saya tidak pernah melarang anak-anaknya untuk menggunakan gadget. Dengan syarat tetap ingat pada kewajiban utamanya sebagai anak dan jangan sampai lupa waktu ketika menggunakan gadget, karena itulah diberikan waktu khusus bebas memainkan gadget dalam suatu waktu. Hasilnya, adik saya dapat membuat konten-konten yang menarik di youtube, dapat berkespresi dan berkarya di dunia internet, bahkan mencoba programming dan menemukan hobi baru. Ini menunjukan bahwa generasi millennial muslim dapat diandalkan dan merupakan modal yang baik untuk peradaban islam di kemudian hari. Ketika kita mampu mengembangkan potensi-potensi generasi millennial muslim, tentunya langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan tidak meng-underestimate generasi millennial muslim dan tidak melarangnya untuk berkarya hanya karena objek yang dia gunakan untuk berkaraya merupakan ciptaan kaum nonmuslim.

Dengan pengetahuan agama kuat ditunjang dengan pengetahuan sains, sosial yang juga sama kuat. Islam dapat mencapai kejayaanya kembali dalam peradaban. Penyebarluasan informasi agama islam dapat lebih mudah diakses, kita juga dapat membuat dunia takjub dengan islam ketika kita mampu berkarya di depan mata dunia.



Poin utama yang harus kita perhatikan untuk berkarya adalah dengan menjadi pintar, untuk menjadi pintar kita harus senatiasa membaca. Membaca apapun itu, membaca segala hal yang ada di dunia, entah itu membaca  buku, membaca situasi, membaca kondisi, membaca zaman, membaca perubahan teknologi, membaca dunia secara terbuka. Muslim bisa melakukan hal ini, genarasi millennial dapat diandalkan dalam memajukan peradaban islam, untuk itu kaum muslim jangan berhenti membaca dan jangan menyumbangkan kebodohan terhadap peradaban hanya karena kaum muslim konservatif dalam artian tertutup pada dunia di luar islam, dan tertutup pada perkembangan zaman yang terus berkembang. Karena sejatinya islam itu moderat, maka kita harus kembangkan lagi moderasi islam dan siap untuk bersaing di era globalisasi.

Cerpen: Ketika





Mia menatap wajahnya dari pantulan cermin, senyum manis terpahat di wajah cantiknya. Memakai gaun pengantin selalu ada dalam bayangannya, namun tak pernah ia sangka waktunya akan datang secepat ini.
  Dua orang wanita cantik, masuk kedalam ruangan tempat Mia berada, mengusap pundak Mia dan mendekap tubuh Mia erat.
"Aku gak nyangka, kalau akhirnya si jomblo abadi kita ini pada akhirnya nikah duluan!" Ujar gadis bergaun merah bernama Gisel sembari berteriak histeris.
"Tiap hari kamu kerjaannya cuman mandangin video sama foto boyband koriah, dan gak pernah tertarik sama cowok. Eh taunya sekarang ngeduluin aku nikahnya, padahal kan aku yang gonta ganti pacar! Ah Mia kamu mah gak adil..." Mendengar celotehan Prisca, Mia tersenyum lalu memeluk Prisca menenangkan hati sahabatnya itu yang selalu ingin menjadi orang yang pertama menikah diantar Mia, Gisel, dan Prisca. Tapi takdir tak ada yang pernah tahu, takdir berkata lain. 
Enam bulan yang lalu.....
Mia tampak gusar menunggu kedatangan bis yang sedari tadi tak kunjung datang. Suara gemerisik hujan menyamarkan pendengaran Mia akan sumber suara yang lain. Di sebelahnya duduk seorang lelaki, dia terlihat bingung melihat tingkah Mia yang gelisah itu. Di perhatikannya Mia dengan seksama, karena setiap tingkah Mia terasa menarik di mata lelaki itu. 
Tak berselang lama bis yang ditunggu datang. Tanpa pikir panjang Mia langsung berlari dan menaiki bis itu. Tanpa sadar tas kecilnya tertinggal, dan berakhir ditangan lelaki yang sedari tadi memperhatikannya.
.
.
.
.
Tiga hari berlalu bayangan Mia seolah terus mengusik pikiran Dias, lelaki yang membawa pulang tas kecil Mia. Menurutnya, kening berkerut dan bibir membiru sekaligus tingkah gelisah gadis itu terlihat manis dimatanya bahkan pada saat inipun Dias terus tersenyum tidak jelas dibuatnya. Ketika kesadarannya kembali, dilihatnya kembali tas kecil Mia yang tersimpan di atas meja kerjanya. Pada awalnya Dias enggan membuka tas kecil itu, tapi karena penasaran pada akhirnya Dias pun membuka tas kecil itu. Begitu Dias membuka dompetnya alangkah terkejutnya Dias melihat nama yang tertera di KTP Mia, dan tanpa pikir panjang lagi Dia berlari menuju alamat Mia. Senyumnya mengembang dan dada membuncah tak karuan di buatnya. Bahkan gadis yang selama ini ia tunggu menarik perhatiannya sejak awal.
.
.
.
.
.
Mia dengan segera membuka pintu rumahnya mendengar bel rumah yang berbunyi. Dilihatnya tamu itu seorang lelaki yang belum pernah ia temui sebelumnya. Dengan tersenyum Mia bertanya " Siapa?"
"Namaku Dias" Ujar lelaki itu dengan napas terengah, "Mia Adelia Putri?" Tanya Dias kembali.
"Ya"
"SMA Nusa Bakti?"
"Ya"
"Apa kamu punya pacar"
"Maksudnya?
"Apa kamu punya pacar?"
"Eng-enggak"
"Kalau begitu aku harap kamu mau jadi calon istriku"
Mengingat kenangan pertemuan pertama kalinya dengan Dias, suaminya yang baru sah beberapa menit lalu membuat Mia tersipu malu. Bagaimana tidak, sebuah lamaran tak terduga datang kepadanya tanpa aba-aba. Nyatanya jodoh miliknya begitu unik. Suaminya bukanlah sesuatu yang bisa ia terka. Dias kini mencium kening Mia lembut lalu memeluk tubuhnya hangat.
Selama masa SMA, kuliah, dan kerja, Mia selalu menanti hadirnya sosok kekasih dan jodoh. Mia cenderung gadis yang pasif bila disandingkan dengan lelaki, dan dia selalu terjebak friendzone bilamana dekat dengan lelaki. Mia bahkan merasa miris dengan dirinya yang selalu sendiri ketika teman yang lain selalu bersama kekasihnya sedangkan dia tidak. Tapi akhirnya jodoh itu datang tanpa di duga, membuat Mia merasa bahwa hari pernikahnnya ini hanya mimpi.
Ketika Dias menggenggam tangan Mia, hati Mia merasakan debarannya, memang Mia menikah tanpa cinta namun Mia yakin tak butuh waktu lama untuk mencintai Dias. Karena nyatanya mendapat sentuhan kecil seperti ini pun sudah menumbuhkan bibit cinta dengan mudahnya. Dan Mia akan selalu menantikan itu, kejutan dan sesuatu tak terduga yang akan membuatnya mencintai Dias, suaminya.
"Apa kamu mulai mencintaiku?"bisik Dias tepat ditelinga Mia
"Tahu darimana?"
"Jantungmu berdetak kencang ya?"
"Memangnya kedengeran ya?"
"Jodohmu juga rasakan yang sama Mia"
.
.
.
.
.
10 Tahun yang lalu
"Halo?" Ujar Dias dengan ponsel ia tempelkan di telinganya.
"Maaf, apa ini keluarganya nenek berbaju biru? Maaf tadi aku periksa saku baju nenek, dan nemuin nomer telepon ini.  Maaf banget, aku gak bisa anterin nenek pulang, aku baru dapat kabar kalau ibuku masuk rumah sakit. Seharian ini aku yang nemenin nenek main. Nenek aku tinggal di taman belakang SMA Nusa Bakti, apa kamu bisa datang cepet?"
"10 menit aku bisa sampai kesana" jawab Dias antusias.
"Aku tinggal nenek di taman kamu dateng cepet ya, aku buru-buru banget, maaf"
Panggilan ditutup, dan sesegera mungkin Dias menuju taman. Setibanya disana nenek sedang tersenyum duduk di salah satu bangku ayunan sembari memakan es krim coklat ditangannya. Begitu leganya Dias melihat nenek dalam keadaan sehat, seharian ini memang Dias mencari neneknya. Dias khawatir karena neneknya sekarang sudah mulai pikun dan sering kali lupa akan jalan menuju pulang.
"Nenek gak apa apa?" Tanya Dias, nenek lantas tersenyum mengusap kepala Dias "iya gak apa apa, tadi nenek lupa jalan pulang terus hampir ketabrak mobil"
"Terus nenek luka gak?"
"Nggak untung aja, gadis tadi.. nolongin nenek dan kasih es krim. Tapi gadis itu nangis tadi" Saat itu juga Dias memeluk neneknya, dan merasa lega karena neneknya sehat tanpa terluka sedikitpun. Ketika Dias dan nenek akan meninggalkan taman, dilihatnya sebuah tas kecil tertinggal di atas ayunan sebelah ayunan tempat nenek duduk. Dibukanya tas kecil itu, Dias membuka dompet di dalamnya dan mengambil Kartu Pelajarnya
"Mia Adelia Putri, SMA Nusa Bakti, dia satu sekolah dan seangkatan denganku..."
Besoknya, Dias mencari keberadaan Mia disekolahnya berniat mengucapkan terimakasih pada Mia karena nomer telepon yang kemarin meneleponnya tidak bisa di hubungi lagi. Tapi hasilnya nihil, Dias tak pernah bisa bertemu Mia, karena Mia sudah pindah sekolah. Tak sampai disitu Dias juga mencari ke alamat rumah Mia tapi ternyata Mia juga telah pindah rumah. Sejak saat itu hingga akhirnya 10 tahun berlalu mereka tak pernah bertemu lagi hingga akhirnya Mia kembali meninggalkan tas kecilnya.
Mungkin Mia dan Dias berpikir, hari pada saat hujan dan Mia menunggulah hari pertama mereka bertemu. Tapi bukan..
Karena jauh sebelum hari itupun.
Mereka di sekolah yang sama...
Dan dua tahun lebih berada di gedung yang sama...
Seringkali mereka bertemu, di perpustakaan, di kantin, di lapangan, di ruang guru...
Bahkan mereka seringkali menaiki bis yang sama.
Namun ketika waktunya belum tiba, maka...
Mereka tak pernah sadar bahwa mereka itu dekat.
~End
Bandung, 25 Maret 2018 

Mengenal Lebih Jauh Wahabi


Buku ini berbicara tentang sejarah munculnya kata “Wahaby dalam pembicaraan kaum ulama dan muslimin, bahkan ahli sejarah dunia (baik kaum muslimin maupun kaum nonmuslimin). Dan sejarah apa sebabnya dan tujuannya istilah ini sampai disematkan kepada dakwah Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.

Siapa yang berperan memberikan julukan wahabiyah ini kepada dakwah salafiyah?
Benarkah Asy-Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab itu Wahabby?
Dan dakwahnya disebut Wahabbiyah?
Sehingga Salafy pun disebut Wahaby?
Buku ini ditulis oleh seorang Doktor dari Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir Tahun  1977 Masehi, dicetak pertama kali di Tithwan, Maroko tahun 1407 Hijriyyah, cetakan kedua di Dar Al-Ma’arif Di Riyadh tahun 1413 Hijriyyah, dan cetakan ketiga oleh Universitas Islam Madinah, Arab Saudi. Pada cetakan ketiga ini telah diberikan pengantar oleh Rektor Universitas Islam Madinah yaitu Asy-Syaikh bin Abdullah Al-Ubud semoga Allah menjaga beliau.
Begitulah sedikit deskripsi yang sekiranya bisa menjadi pengantar untuk mencoba dan memulai membuka lembaran demi lembaran buku ini. Sebuah buku yang membahas mengenai wahabi.
Pada kurun kedua hijriyyah melalui tangan Abdul Wahhab bin Rustum, tersebarlah di Afrika Utara sebuah kelompok Wahaby. Penisbatan kepada Abdul Wahhab ini. Dan kelompok ini adalah sempalan dari kelompok Wahhabiyah yang merupakan kelompok Khawarij Abadhy. Ini penisbatan kepada pendirinya yang sesungguhnya yaitu Abdullah Bin Wahb Ar-Rasiby. Sebagian orang menamainya Rasibiyah.
Dimana semua Ahlus Sunnah di Maroko menentangnya, karena kelompok tersebut menyelisih mereka dalam hal keyakinan. Dan banyak dari ulama mengkafirkan mereka kelompok tersebut. Sebagaimana hal ini ditemukaan dalam fatwa-fatwa mereka terdahulu.
Ali bin Muhammad Al-Lakhmiy dan dialah pertanyaan itu ditujukan kepadanya. Ternyata dia telah wafat pada tahun 478 Hijriyyah. Dia adalah seorang ahli Fiqh Madzhab Maliki yang berasal dari Al-Qairawany dan wafat dia andalus.
Sedangkan penulisnya yaitu Al-Wansyarisy disebutkan dalam setiap sampul juz kitab “Al-Miyar” pada tepi kitab tertulis namanya bahwa dia wafat di Faas pada Tahun 914 H.
Lalu Asy-Syeikh Muhammad Bin Abdul Wahhab yang merupakan pembawa dakwah salafiyah perbaikan di Najd belum dilahirkan pada waktu itu. Beliau lahir pada tahun 1115 Hijriyyah, di Uyainah dan memulia dakwah bersama Raja Muhammad Bin Su’ud di Dir’iyyah sejak tahun 1158 H.
Berdasrkan fakta-fakta ini. Sesungguhnya jawaban yang terkait dengan pertanyaan pertanyaan yang kita ingin tahu tentang wahab telah terdeksripsi jelas. Kemunculannya lebih dahulu sebanyak 600 tahun lebih dari kelahiran Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dengan melihat dari kematian penulisnya yaitu Al-Wansyarisy.
Fakta-fakta lainnya juga tersadur dari banyak naskah-naskah sejarah dan kejadian nyata dalam waktu yang cukup panjang. Ketika penelitian terhadap kelompok Wahabbiyah di Afrika Utara adalah seperti ini:
1.      Disebutkan dalam buku “Al-Maghrib Al-Kabir” karya Doktor Sayyid Abdul Aziz Salim pada Juz kedua: Masa “Abbasiyah” Bahwa Abdullah bi Rustum yang mendirikan Daulah Rustumiyah di Kota Tahary, Maroko, ketika mendekati ajal pada 171 H mewasiatkan kepada tujuh orang pilihan di Daulah Rustumiyyah. Diantaranya adalah anakanya yaitu Abdul Wahhab , dan Yazid bin Findik. Sedang yang dibai’at adalah Abdul Wahhab, sehingga muncullah perselisihan antara Abdul Wahhab dan Ibnu Findik.
Al-Abadhiyah yang merupakan anutan Ibnu Rustum dan pengikutnya ketika dia di bawa dari negri timur ke Maroko terbagi menjadi dua kelompok. Wahabiyah dinisbatkan pada Abdul Wahhab bin Abdurrahman bin Rustum dan juga Nakariyah. Lalu terjadilah pertempuran antara dua kelompok ini, yang akhirnya Nakariyah kalah sampai terbunuh pimpinannya Qindirah. Dalam keadaan lemah ini bergabunglah sekte Washiliyah Mutazilah ke dalam Nakariyah.

2.      Kemudian penulis Prancis Charlie Andre dia berbicara mengenai para pemimpin Khawarij dalam bukunya “History Of North Africa” Dalam bukunya membicarakan tentang kerjaan Tahart yang merupakan Daulah Rustumiyah. Dalam buku ini dia, berbicara mengenai segala hal yang berhubungan dengan Daulah Rustumiyah, penisbatan Abdul Wahhab bin Abdurrahman bi Rustum yang telah menyelisihi aturan keagamaan orang-orang seagamanya.

3.      Lalu Alfred Bell dalam bukunya “Al-Firaq Al-Islamiyah Fii Syimal Afriqiya” dalam bukunya dia berkata “ Khawarij Wahby yang menyandang nama itu sebagai penisbatan kepada Abdullah menyandang nama itu sebagai penibatan kepada Abdullah bin Wahhanb Ar-Rasiby, yang dipernagi oleh Khalifa Ali Bin Abi Thalib di Nahrawan , mereka adalah Khawarij Abadhiyah.
Dan terkait dengan perpecahan mereka “Abadhiyah ada di Maroko di daerah Tahart yang merupakan bagian mereka. Mereka inilah yang memiliki Daulah Rustumiyah. Dan mereka inilah sekte yang paling fanatic.”
Pengikut Abdul Wahhab sektenya dinamai Wahabbiyah sebagai penisbatan kepadanya dikarenakan ada perubahan keyakinan “Mereka itu adalah Abadhiyah yang paing getol ketakwaannya. Mereka membenci Syiah sebanding dengan kadara kebenciannya terhadap Ahlus Sunah.”

4.      Az-Zarkaly dalam bulunya “Al-I’lam” menyimpulkan dari sepuluh buku yang memaparkan sejarah sekte Abdhiyah ini, “Abdul Wahhab ini adalah pemimpin kedua dari jajaran pemimpin di daulah rustumiyah dari sekte Abdhiyah. Dia aslinya dari Persia , dan ia merupakan kandidat yang akan menjadi pemimpin ketika ayahanya hidup. Bapaknya menjadikannya sebagai anggota lembaga musyawarah, maka dia memegang kepemimpinan pada tahu 171 H. Bersatulah semua urusan Abadhiyah kepadanya. Dia faqih dala berilmu, pemberani dan langsung terjun ke peperangan sampai akhirnya ia meninnggal”
Dari semua pernyataan yang dikumpulakan sekte ini tercata di berbagai mavam buku bahkan hingga buku yang penulisnya orang Prancis. Abdul Wahhab Rustumy telah menjadikan Tahart sebagai markas pemikiran, dan mebuka pintu perdebatan dengan ulama Ahlus Sunnah. Kemudian karena Syiah yang daulahnya berdiri pada akhir ketiga hijriyyah dengan nama Daulah Fatimiyyah dimana Abdullah Syi’ah telah meruntuhkan Daulah Rustumiyyah pada tahun 296 H.
Yang darinya terwujudlah sikap menyalahkan keyakinan kaum Rustum yang menyelisihi keyakinan ahlus Sunnah wal jamaah dan  yang dikukuhkan oleh hadist hadist shahih.
Kaum Penjajah juga memanfaatkan akar permasalahan tersebut, sehingga tersulutlah permusuhan antara kaum muslim pada saat itu. Sehingga mereka menyematkan berbagai aib dan cacat kepada As-Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab dan dakwah beliau salafiyah yang  membawa kebaikan.
Mereka para musuh memanfaatkan segala hal yang menyakitkan kalbu untyuk menentang dakwah baru yang datang dari perbaikan keyakinan.
Sebagaimana kebiasaan-kebiasaan musuh-musuh islam, tidaklah merek aterjun langsung untuk melawan umat islam karena mereka tagu bahwa mereka tak akan bertahan. Akan tetapi mereka memanfaatkan golongan tertentu yang menyatak diri sebagai orang islam. Untuk menjadikan mereka sebagai jembatan yang mereka lalaui untuk mencapai tujuan mereka dan mereka meletakkan berbagai macam kerancuan dengan nama golongan tersebut. Mereka berupaya memperbutuk citra islam yang sesungguhnya, memcah belah generasinya, serta menyulut fitnah dan kekhawatiran di dalam lingkungannya.
Penjajah Inggris misalnya, mereka meraba-raba pengaruh dakwah Asy-Syeikh Muhammad Bin Abdul Wahhab yang merupakan dakwah-dakwah terseubt adalah yang m,enentang Al-Qadiniyyah yang kafir, yang sebenarnya Inggris memanfaatkannya untuk menghadapi islam demi mewujudkan tujuan mereka, dan yang tergabung di dalamnya tidak mengatahui islam kecuali namanya saja.
Nampaklah kegigihan Inggris dalam mengenyahkan dakwah Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Yang melambangakan kebangkitan baru dalam agama islam dengan bentuk memahami islam dari sumber yang jernih yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya Muhammad. Nmaun Inggris telah mengorbankan seluruh hartanya untuk mengenyahkan dakwah ini.
Inggris menyebarkan racun-racun tehadap dakwah Abdul Wahhab dengan kasus-kasus berikut seperti menyebakan permusuhan antara penduduk Yman dengan dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhabseperti ucapannya “ Sungguh telah runtuh kepemimpinan akhir Wahabi Yaman selama keberadaan Al-Basya ini. Maksudnya adalah Khalil Basya yang dihadirkan dalam keadaan belenggu sampai terikat kuat. Dari situ dia dibawa ke Mesir”Mereka juga berceloteh menganai Oman dan generasi Jazirah Arab yang m,enyulut perpecahan. Mereka juga membuat istilah bermudah mudahan dalam urusan agama demi kemajuan modernisasi. Dan pengekangan terhadap keinginan jiwa. Mereka lalu merendahkan  penduduk Madinah dan menyebut mereka sebagai peminta-mint, orang yang serakah, mereka hidup melalui sedekah penunai haji.
Selanjutnya adalah penjajah Perancis yang juga memiliki partisipasi besar terhadap dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Ketika mereka merasa bahwa perhatian masyarakat Afrika Utara telah terujudan percaya pada dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab maka Penjajah Perancis membuat fitnah terhadap dakwah tersebut.
Penjajah Italia kegiatan yang dilakukan oleh Muhammad Bin Ali as Sanusy yang lahir di Aljazair tahun 1202 H. Telah membuat mereka cemas. Kegiatn berupa dakwah perbaikan di Libya untuk memperbaik dakwah islam pada kemurniannya. Dan menmpatkannya dalm jiwa-jiwa dalam bentuk perwujudan dan pengalaman. Dan juga berupa kegiatan menentang penjajah daeri Italia yang datang menyelong, yang mana tiada kepentingan bagi mereka kecuali merampas hasil terbaik suatu negeri dan memevcah belah kaum muslim. Sebagimana mereka dibikin cemas oleh terkesannya jamaah hasil Somalia dengan dakwah salafiyah, dan penybaran sampai masyarakat Afrika dikarenakan kedekatan tempat mereka dengan jazirah Arab serta terkesannya jamaanh Haji dari Maroko dengan dakwah Salafiyah dan membawa ajaran ke negeri mereka, maka muncullah diantara mereka orang orang dakwah perbaikan dan perbaharuan.
Penjajah Belanda mereka digetarkan oleh temuan mereka berupa perhatian baru kaum muslimin, yang mana kaum penjajah Belanda menguasai negeri mereka. Hal itu nampakj dengan jelas dengan adanya semangat untuk memberikan loyalitas kepada aqidah di pula Sumatera. Sebagioan dari orang mengatakan bahwa pada masa itu merupakan masa Imam  Bonjol. Hal-hakl 6ang di bawa kenegeri tersebut bersama Jemaah Haji yang terkesan dengan ajaran yang dengannya masyarakat islam akan menjadi bersih dan syariat islam akan bersih dari hal yang mengotori dari  kemurniannya.
Yaitu setelah jamaah ahji tersbut belajar tentanmg perbaikan dakwah dan pembaharuan yang diprakarsai Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab mereka memberikan perhatian besar setelah mereka terselamtakan denga ajaran dakwah karena memperbaiki aqidah. Yang tertumpu pada kitabulla Dan Sunnah Rasul-Nya yang mulia. Dan juga dikarenakan ajaran yang ada padanaya berupa kemurnian dakwah dan jauh dari kepentingan hawa nafsu.
Oleh karenanya mereka membawa pulang ajaran dakwah tersebut ke negeri mereka (Indonesia) dengan penuh kelegaan dimana berdirilah lembaga lemabaga dakwah yang banyak seperti Muhammadiyah. Yang memulai dakwah kala itu dengan menghilangkan berbagai noda dan Khurafat yang disusupkan kedalam ajaran islam. Yang berposisi sebagai penghalang perluasan seruan kaum penjajah dalam menggaet kelompok islam atau kelompok yang dianmggap dari islam yang menyuburkan khurafat dan menimbulakan bid’ah dala masyarakat islam. Penjajah bisa mengambil untung dari khurafat, dengan memberi suplai terhadap sebagian kelompok menyulut keributan, sesuai dengan dokterin penjajahan “pecah belah dahulu baru kau bisa mebnguasai dan menjadi tuan.”
Dan ketertarikan dengan dakwah Salfiyah ini dimulai pada tahun 1803 Masehi bertepatan denga 1218 H, kerika sebagian kelompok bergerak melawan penjajah Belanda yang berlangsung selama 16 Tahun. Yang ternyata kekuatan penjajah mengalahkan kekuatan Salafihin pejuang tauhid yang tertarik dengan dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Daulah Utsmaniyah…. Dan Dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab
            Sesungguhnya terpengaruhnya sebagian orang Eropa, Turki, dan beberapa kelompok dari Afrika, selain perhatian dari kelompok pemikir islam terhadap dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab di Negeri Syam dan Maroko, sampai kedam Turki dan selain, semua ini membangkitkan kemarahan istana Daulah Utsmaniyyah pemilik kepentingan dan para pejabat, yang telah menyamarkan hakekat dakwah Salafiyah kepada anggota Daulah Utsmaniyyah dan mereka memanfaat kan sebagian tindakan orang Arab pedalam pada Musim Haji.Maka menyelubungkan kerancuan trhadap Dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab untuk meyulut kemarhan pada siapapun yang mengembangkan dakwah ini, dan untuk mengada-adakan perkataan yang tidak ada landasan kebenarannya.
            Agar dalil yang benar itu tersamarkan dan pencorengan terus berjalan maka mereka pun mereka-reka berbagi ucapan dusta terkait Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan pengikutnya.  Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab telah menjelaskan semua kedustaan itu pada surat suart yang banyak. Dan ulama Maroko telah mengetahui hal ini dalam dikusi mereka pada tahu 1226 H. Ketika Maulana Abdul Ishaq Ibrahim bin Sultan Maulana Sulaiman menunaikan haji. Dan bersama beliau ada rombongan yang banyak dari ulama Maroko untuk berdialog bersama Raha Suud Bin Abdul Ajiz, berdikusi dengan beliau terkait hal-hal yang disandarkan terhadap mereka. Dan ini terjadi beberapa waktu setlah wafatnya Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
            Sejarah Maroko telah mencata kejadian ini yang mengkukuhkan terbebasnya dakwah salafiyah dari berbagai perkara yang dituduhkan padanya, dan menbgkukuhkan kelegaan ulama Maroko akan selamat dan benarnya dakwah ini sampaipun Maulana Ibrahim inin juga benar-benar lega dengannya.



            Dan sungguh telah ditemukan ucapan ini yakni ucapan celaan terhadap dakwah salafiyah bergema dalam diri setiap oirang yang ingin ditokohkan dan ingin memegang kekuasaan dengan alsan ilmu dan pengetahuan, dan juga dalam diri setiap pengikut hawa nafsu, dan juiga para pencari kepentingfan duniawi.

            Ini dari satu sisi. Dari sisi lain penyandaran (tuduhan wahabi) mengena pada Abdul Wahhab yaitu ayah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan ini penyadaran yang tidak benar karena beliau bukanlah penggerak dakwah ini. Kalau saja mereka hendak menyandarkan kepad a Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab niscaya namanya akan menjadi Muhammadiyah bukan (Wahabiyyah). Jika demikian penyandarannya niscaya tidak akan terwujud apa yang mereka upayakan. Karen agama islam ini seluruhnya disebut dengan Risalah Muhammadiyah, menyandarkan pada Nabi Muhammad yang menyandarkan agama ini dari Rabb-Nya.
            Orang-orang awam tidaklah akan membedakan anatar Muhammadiyyah disandarkan kepada Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab ini dengan Muhmmadiyah yang disandarkan kepada Rasullulah itu. Oleh karena itu mereka berusaha keras agar nama yang diinginkan kemuculannya bergema dalam diri khlayak umum yang mana kaidah mereka adlah penyamaran dan peneglabuan stelah itu mengelabukan hal tersebut di tengah-tengah orang yang baru belajar.
            Nampaknya hal-hal dalam tulisan Ibrahimm Basya yang dia kirim kepada Muhammad Ali di Mesir dan juga kepada sbeagian tokoh Daulah Utsmaniyah yaitu mulai meberikan istilah Wahabi, Kawarij keluar dari agama terhadap dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan kerjaan Saudi sejak saat itu.
            Mereka semua dalam dzahirnya secara umum sepakat dalam satu misi untuk meneglabukan kepada masyarakat perkara ini.Dan tabiat masyarakat itu meras takut dengan seuatu yang baru mereka akan mengingkari segala hal baru.
            Yang menyelisihi apa yang sudah mereka jalani seperti yang penjelasannya terdpat dalam Al-Quran Al Karim dan Sejarah Nabi yang harum, berupa perkara yang banyak terkait dengan sikap orang-orang yang menentang islam disaat Nabi membawa ajaran islam. Sebagai Da’I dan penyelamat.
            Provokasi Kerancuan

            Dunia secara umum dan kaum muslimin secara khusu telah ditimpa oleh prinsip yang munkar berupa komunisme, freemansory, ekstensialisme, sekuleismu, ilhad, dan lain lain. Kaum muslimin tidak akan menemukan jalan keluar yang menujukan jalan yang lurus pada mereka atau celah untuk lari dari bencana tersebut kepada daratan yang aman kecuali denga islam yang murni, jernih , bersih  dari susupan.
            Inilah fitrah dari Allah yang padanya Allah fitrahkan manusia. Dan sesungguhnya pangkal keislaman itu memikat mereka, ikatannya menyambungkan mereka, Maka Kalbu saling terikat agar jiwa makin berdekatan.Hanya saja pihak pihak yang meilkik target yang bertentangan dengan kedengkian yang terpendam datang dalam keadaan datang jauh dari kaum muslimin untuk memanfaatkan para pemilik akal yng lemah, pemilik tujuan yang sejebnak, pemilik bekal ilmu pengetahuan yang minim.Lalu berbicara ats nama ilmu, Dan berbohong atas nama kecemburuan, dan pengetahun. Dan inilah yang ditakutkan oleh Rasullulah atas umatnya, berupa ulama yang menyesatkan, yang menyamrkan, sebagai perkara terhadap masyarakat.
            Salah seorang ulama ada yang cindong terhadapa buku-buku yang dicetak di berbagai negara negara islam dan disebarkan dengan berbagai bahasa. Ulama ini telah mulai mencela pribadi Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan dakwahnya., dan dengan buku-buku kerancuan yang telah sampaikan padanya, dan dia merekatkan berbagai kerancuan dan tuduhan palsu pada dakwah perbaikan yang dijalani Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan orang-orang setlahnya.
            Maka da’i ini berkata pada sya’ik tersebut:”apakah anda telah membaja sedikit dari buku buku asy-syaik Muhammad? dia berkata :”belum,dan cukup apa yang di katakan (oleh orang orang ) tentang nya.”
Da’i ini adalah orang nyang cerdas,maka di amemberikan pada syaik ini  “attauhid “karya asyaik Muhammad bin abdul wahab ? setelah terlebih dahulu dia sobek sampulnya dia berkata saya ingin anda membaca buku inidan sobek tolong berikan pendapat anda tentangnya.
Pada hari pertemuan yang disepakati Syaikh itu memuji buku tadi, mendoakan rahmat bagi pengarangnya dikarenakan kandungannya berupa ilmu yang bersandar kepada Kitabullah dan Sunah Rasul Muhammad. Dan adanya oriebatasi yang kukuh yang dibutuhkan oleh kaum muslimin dalam meluruskan keyakinan mereka.
Tidaklah tersisa pada Da’I tersebut kecuali meberikan pada Sayaikh tesebut naskah buku lain yang masih bersampul. Dan ia berkata pada Syaikh. “Inilah buku tersebut secara sempurna, penulisnya adalah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab penyeru dakwah salafiyah perbaikan, dan pembaruan, sebagaimana anda lihat. Dan buku-buku beliau yang lain.
Tidaklah tersisa bagi Syaikh tersebut kecuali berkata: “Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baiknya pelindung. Sungguh Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab telah dituduh dengan sesuatu yang tidak ada padanya. Apa yang kami baca tentangnya menyelisihi yang sejatinya dia katakana dalam karyanya ini. Sesungguhnya ini adalah Tauhid yang murni yang di bawa Muhammad Bin Abdullah dan mnyuruh kita berpegang teguh kepadany.”
Dan semenjak puluhan tahun terjadi kisah yang seru di India. Allah telah memberikan petunjuk kepada seorang alim dari ulama India dengan taufik dari Allah dengan sebab adu Hujjah dengan seseorang bernam Al-Bakrie dalam kasus yang sama. Inilah pandanga  orang umum, dianjurkan bagi kaum muslimin. Secara umum untuk waspada darinya. Dan agar tidak menjadikan pihak-pihak lain memaksakan sesuatu pendapat pada mereka tanpa mengetahui apa yang tersembunyi di belakangnya. Pendpaat ilmiah dan hakekat yang terkait dengan aqidah dan agama, dianjurkan bagi seorang muslimin yang arif untuk benar-benar menacari keduanya dan menyelidiki setiap hal yang menerpa (menghantam) keduanya. Memastikan dan melihat secara mendalam agar tidak tergeklincir pijakannya setelah mendapatkan kekokohannya. Dan akan terkait dengan hal itu, perbedaan di dalam barisan islam tidak ada yang megambil manfaat kecuali para musuh yang akan mengorbankan banyak hal berupa usah, harta, pemikiran dan anek-aneknya menempatkan perpesahan dan mencerai berai anak-anak muslimin, karena kepentingan dan keuntungan mereka ada dalam perpecahaan ini, kekuasaan mereka ada dalam penaburan berbagai perselisihan.
Tidaklah akan baik kondisi akhir umat ini kecuali dengan perkara yang dengannya kondisi generasi awal bisa baik, sebagaimana kata Imam Malik dan generasi awal tidaklah baik kondisinya kecuali dengan aqidah islam yang bersih dan murni. Dari generasi akhirnya tidak akan baik kecuali dengannya.

Musuh-musuh Dakwah dari dalam wilayah
Dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab ditentang dan termasuk yang perta,a menetang adalah sebagian pihak dari dalam wilayah yang dakwah itu bertolak darinya maka berdirilah bebrapa orang yang mengaku berilmu, dan mereka meiliki kepentingan yang akan terugikan bagi orang-orang mengakui hakekat yang Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab bersungguh-sungguh untuk mnejlaskannya pada masyarakat, dengan standar dari kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya.
Hawa nafsu itu selalu mebuat buta dan tuli sebagaimana kedengkian memilki partisipasi dalam penentangan tersebut. Sebagai seorang penyair Arab berkata. Mereka hasad pada pemuda jika dia tak seperti mereka maka semuanya orang menjadi musuh baginya dan penentangnya. Sesungguhnya sampai dari orang-orang tersebut untuk membangun celaan, kebohongan, dan tuduhan palsu bagi dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Kenmudian karena ketakutan mereka yang mencemaskan ketenangan mereka, mereka mulai menebarkan berbagi artikel ke kanan dan kiri dengan tujuan membuat orang lari dengan melakukan tipu muslihat sebagi mana muncul dari Ibnu Suhaim, Ibnu Muhais dan selain keduanya yang kita akan dicela karena menyebutkan mereka. Dan isyarat akan tersebaranya artikel mereka ynag disingkap oleh Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab sendiri dalam tulisan tulisan yang beliau kirim ke seluruh penjuru, sebagai bentuk seruan dan penjelasan dari satu sisi dai berbagai bentuk penghilang terhadap gambaran berbagai kebohongan dan tuduhan palsu dari sisi yang lain.
            Sungguh semuanya telah tiada lebih baik yang menentang ataupun yang ditentang yang melakukan tuduhan palsu maupun  yang dituduh palsu. Dan waktu membuktikan.
Kebenaran Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dari sisi tersisihnya gema dakwah ini bahkan bertambah
Dan orang-orang disetiap tempat bersemangat untuk meneliti dan mempelajari buku-buku beliau sebagaimana banyak orang dari pihak dan menentang rujuk kepada jalan lurusnya setelah jelas baginya selamatnya dakwah ini dan benarnya sasaran da’I nya karena kebenaran itu lebih berhak untuk diikuti. Ataupun para penentang tersebut mereka telah mati nama-nama mereka dan mati bersmanya semua yang mereka ucapkan. Hampir-hamoir masyarakat kebanyakan tidak mengenal mereka kalau kita tidak mengatakan seluruh mereka kecuali dari kandungan tulisan Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
            Ini dunia, adapun di akhirat maka balasannya ada disi Allh sesuai dengan kadarnya. Karena Allah lah yang Maha Tahu akan segala rahasia yang disembunyikan oleh dda-dada. Dan sungguh Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhabmenyatakan bahwa musuhnya ada ditiaga model.
1.       Ulama yang telah kacau pikirannya, mereka salah memepresepsikan kebenaran. Mereka beristighasah dengan selain yang bukan Allah. Dan orang yang mengingkari harus diperangi dalam bentuk jihad.
2.      Ulama berupa orang-orang yang menisbatkan diri kepada ilmu
3.      Orang yang cemas akan kedudukan dan martabatnay. Maka mereka memusuhi agar kekuasaannnya tidak samapai turun atau hilang.
Diantara musuh dakwah yang paling menonjol adalah yang menulis kesegala penjuru dan mengada-adakan berbagai hal terhadap Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang beliau belum pernah yang beliau belum pernah katakan, ketika tepat teras a sempit bagi mereka,dan para pengikutnya maka mereka banyak mengelabui banyak kaum muslimin disana dan pertemuannya di batalkan karena mereka mempertimbangkan perenungan.
Nama-nama orang yang menentang dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab:
1.      Sulaiman Bin Muhammad bin Suhaim, dia merupakan orang yang menulis k berbagai temapat dan mence;la secara kasar Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan menyerang dakwahnya. Dia menggambarkan pada orang-rang mengenai dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan tidak pula memilkik landasan juga alasan. Dia dulunya merupakan ulama Riyadh, dan setelah takluknya Riyadh pada kerajaan Saudi poertama dia pergi ke Ahsa kemudian ke Zubair di Irak. Dan dia meninggal disana bersama anak-anaknya pada 1181 H.
2.      Muhammad Bin Abdullah bi Fairuz berasal dari Najd dan lahir di Ahsa. Dulu dia termasuk ulama yang luas ilmunya. Gubernur Bashrah Abdullah Agha begitu perhatian kepadanya saat ia pindah ke Bashrah. Dia meninggal pada 1216 H, dan dikuburkan di Az-Zubair. Dia membantun Sultan Daulah Ustmaniyah memberantas dan menumpas dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
3.      Muhammad Bin Abdurrahman Afaliq. Dia memiliki kekuatan ilmu di Ahsa para pelajar banayak yang belajar kepadanya. Dia juga meninggal di Ahsa pada 1163 H. Dia mengalami masa awal dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan menulis surat kepada Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang isinya menentang dan menantang beliau menganai kandunga surat Al-Adiyah berupa majaz istiarah (peminjaman kata)’ kinayah (kiasan), dan selainnya yang merupakan ilmu balagha (kefasihan).


4.      Abdullah bin Isa Al Muwaisy, Seorang Qadhi Harmah yang banyak disebutkan dalam tulisan Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab bersikap mengingatkan orang-orang dari dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan menjelaskan mengani dakwah yang salah.
5.      Utsman bin Abdul Aziz bin Manshur yang belajar di Iraq.Utsman memuji Dawud, memujinya, dan menyanjung ajarannya. Dia memberi resensi pada bukunya dan memberi pujian pada jalannya sebuah kasidah yang mencapai 36 bait. Dan dibantah oleh 7 ulama Najd dengan kasidah yang serupa timbangan dan sajaknya lebih.
6.      Muhammad bin Abdulah bin Humaid
7.      Marbad bin Ahmad At-Tamimy Dia menyebarkan citra buruk terhadap reputasi dakwah dan para da’I serta pengembannya.

Apa yang dikumpulkan berupa tulisan-tulisan beliau yang menjelaskan dakwah-dakwah beliau  yang mebantah dakwah dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan aapa yang dikatakannya. Yang kemudian dijilid dan dijadikan sebuah buku yang berisi 51 tulisan dan dicetak menjadi 323 halam dalam satu jilid. Bendel tersebut memastikan bahwa kaidahnya besar bagi orang ingin memastikan secara dekat tentang hakekat Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan dakwahnya.
Tidak diragukan lagi bahwa banyak orang-orang yang memusuhinya ketika jelas bagi mereka hakekatnya dirujuk dari pendapatnya yang lalu. Karena kebenaran itu lebih berhak untuk diikuti.
Sesungguhnya tanggung jawab dari seorang penuntut ilmu adlah tidak mengekor di belakang setiapm ucapan, tanopa menyelidiki dan meneliti terlebih dahulu. Karena ketergelinciran seorang alim ulama itu sangat besar perkaranya. Dan mengekornya dia di belakang setiap pendapat  hawa nafus akan mencela  kedudukannya dan mencacat keadilannya.
Semuanya dikarenakan permusuhan dalam hal pendapat, atau keyakinan, atau hak, berputar diantara dua sisi (pihak).  Maka tidaklah benar suatu hukum diambil apabila mengambil dari satu pihak lalau meninggalkan pihak yang lainnya. Karena jika seperti itu maka jadilah suatu hukum yang jelas merupakan hukum keberpihakkan.
Hukum dikeluarkan merupakan suatu yang wajib dilakukan dulu dan riset mengenai kebenarannya, dan juga sebelumnya kita harus merenungkan serta menimbang hasilnya. Sehingga hukum tersebut nantinya tidak akan menjadi suatu hal yang zhalim. Karena dalam islam kita senantiasa menjaga lisan dari ktergelinciran dan menjaga perbuatan dari kesalahan.
Umar bin Abdul Aziz pun pernah berkata :”Aku keliru dalam memberikan ampunan lebih dai aku keliru dari memberikan kesalahan.” Hal ini agar beliau berharap tidak akan adanya sikap saling menjauhi diantara umat islam baik individu maupun kelompok.
            Kalau ternyata penamaan Wahabiyah ini keliru secara penyandaran (penisbatan) dan secara tinjauan keyakinan sebagaimana pemikiran-pemikiran yang dinisbatkan kepada Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para pengikutnya keliru. Dan mereka telah berlepas diri terhadap segala sesuatu yang telah dinisbatkan tersebut. Baik melalui lisan, tulisan, pendiskusian, maka orang yang meneliti aqidah salafiyah adalah orang yang paling tahu maksud dari dalil-dalil yang jelas dari dua sumber syariat dalam islam, yaitu KItabullah dan Sunah Rasul-Nya.
            Maka dari itu mereka tidak meraskan rasanya sesak dengan istiklah dan julukan ini. Karena mereka semua tahu apa yang dikatakan ini semuanya hanyalah tuduhan belaka. Tidak bisa dibuktikan melalui perdebatan maupun diskusi. Mereka adlah orang-orang yang mengikuti Hujjah terang benderang yang para sahabat tinggalkan oleh Rasullulah berada diatasnys, malamnya terang seperti siangnya. Tidak ada yang menyeleweng darinya kecuali dia akan binasa. Dan itu termabil dari sabda Rasullulah perbuatnnya, dan persetujuannya. Setelah diteliti keabsahannya melalui sebuah riwayat.
Imran bin Ridwan dia adalah orang islam dari luar jazirah arab dan merupakan ulama kotanya yaitu Linjah. Ketika dakwah ini disampaikannya dia kemudian menelitinya dan meraskan kagum juga memuji  dengan kasidah
Jika Pengikut Ahmad Disebut Wahaby
Maka Aku Menetapkan Diriku Wahaby
Tidaklah yang demikian melainkan bahwa julukan (wahabi) tersebut dikatak seorang alim dari Irak Muhammad Bahjat Al-Atsary: ‘Itu merupakan wahyu dari musuh-musuh islam. Yang mana mereka menyangka bahwa dunia islam telah menjadi mayat yang kering yang tidak akan bergerak, dan sudah semestinya negara negara penjajah  menjadi pewaris tanah air mereka, serta harta simpanan, tambang dan hasil terbaik mereka. Lalu dakwah baru ini muncul dari jantung Jazirah Arab meletakkan gemuruh dan menyatukan barisan kaum muslimin, dan menyelamatkan mereka dari kebinasaan, pada revolusi kelompok yang yang menambahkan sebuah nomor baru dalam daftar kelompok (yang membuat para penjajah gerah). Artinya segala kondisi tersebut berbalik.
Maka para penjajah meberikannya julukan Waahabiyyah. Dan menyiarkan berita ini dengan menjadi tersiar dan popular. Lalu ditangkap oleh pendengar dan diulang-ulang oleh lisan. Ternyata julukan ini menarik bagi Daulah Utsmaniyyah (di Turki). MAka mereka berusaha agar selalu terucap dalam luisan pertapa (biara Darwis) serta penerima makan dari biara Darwis dan sudut busur panah penguasa. Dan daulah tersebut berlebih-lebihan dalam melemparkan kerancuan terhadap sebuah dakwah dan dalam meusak reputasi. Terlebih lagi setelah kegentingan perkaranya, dan berdirinya Daulah Arabiyah Islamiyah di Jazirah Arab diatas asas dan pondasi dakwah tersebut.
Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab juga menuliskan surat kepada para penduduk Qashim dia menjelaskan metodenya dalam berdakwah. Surat tersebut juga dilampirkan dalam halaman akhir buku ini. 


Berdasarkan buku ini mengenai  wahabi yang dapat saya simpulkan adalah

Kepada Siapa Dituduhkan Gelar Wahabi Tersebut?
Karena hari demi hari dakwah tauhid semakin tersebar mereka para musuh dakwah tidak mampu lagi untuk melawan dengan kekuatan, maka mereka berpindah arah dengan memfitnah dan menyebarkan isu-isu bohong supaya mendapat dukungan dari pihak lain untuk menghambat laju dakwah tauhid tersebut. Diantar fitnah yang tersebar adalah sebutan wahabi untuk orang yang mengajak kepada tauhid. Sebagaimana lazimnya setiap penyeru kepada kebenaran pasti akan menghadapi berbagai tantangan dan onak duri dalam menelapaki perjalanan dakwah.
Sebagaimana telah dijelaskan pula oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam kitab beliau Kasyfus Syubuhaat: “Ketahuilah olehmu, bahwa sesungguhnya di antara hikmah Allah subhaanahu wa ta’ala, tidak diutus seorang nabi pun dengan tauhid ini, melainkan Allah menjadikan baginya musuh-musuh.
Dalam berdakwah tidak ada yang tidak menghadapi tantangan dari kaumnya, bahkan di antara mereka ada yang dibunuh, termasuk Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam diusir dari tanah kelahirannya, beliau dituduh sebagai orang gila, sebagai tukang sihir dan penyair, begitu pula pera ulama yang mengajak kepada ajarannya dalam sepanjang masa. Ada yang dibunuh, dipenjarakan, disiksa, dan sebagainya. Atau dituduh dengan tuduhan yang bukan-bukan untuk memojokkan mereka di hadapan manusia, supaya orang lari dari kebenaran yang mereka serukan.
Hal ini pula yang dihadapi Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, sebagaimana yang beliau ungkapkan dalam lanjutan surat beliau kepada penduduk Qashim: “Kemudian tidak tersembunyi lagi atas kalian, saya mendengar bahwa surat Sulaiman bin Suhaim (seorang penentang dakwah tauhid) telah sampai kepada kalian, lalu sebagian di antara kalian ada yang percaya terhadap tuduhan-tuduhan bohong yang ia tulis, yang mana saya sendiri tidak pernah mengucapkannya, bahkan tidak pernah terlintas dalam ingatanku, seperti tuduhannya:

• Bahwa saya mengingkari kitab-kitab mazhab yang empat.
• Bahwa saya mengatakan bahwa manusia semenjak enam ratus tahun lalu sudah tidak lagi memiliki ilmu.
• Bahwa saya mengaku sebagai mujtahid.
• Bahwa saya mengatakan bahwa perbedaan pendapat antara ulama adalah bencana.
• Bahwa saya mengkafirkan orang yang bertawassul dengan orang-orang saleh (yang masih hidup -ed).
• Bahwa saya pernah berkata; jika saya mampu saya akan runtuhkan kubah yang ada di atas kuburan Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
• Bahwa saya pernah berkata, jika saya mampu saya akan ganti pancuran ka’bah dengan pancuran kayu.
• Bahwa saya mengharamkan ziarah kubur.
• Bahwa saya mengkafirkan orang bersumpah dengan selain Allah.
• Jawaban saya untuk tuduhan-tuduhan ini adalah: sesungguhnya ini semua adalah suatu kebohongan yang nyata. Lalu beliau tutup dengan firman Allah:

 “Wahai orang-orang yang beriman jika orang fasik datang kepada kamu membawa sebuah berita maka telitilah, agar kalian tidak mencela suatu kaum dengan kebodohan.” (QS. al-Hujuraat: 6)
Pokok-Pokok Landasan Dakwah yang Dicap Sebagai Wahabi

Pokok landasan dakwah yang utama sekali beliau tegakkan adalah pemurnian ajaran tauhid dari berbagai campuran syirik dan bid’ah, terutama dalam mengkultuskan para wali, dan kuburan mereka, hal ini akan nampak jelas bagi orang yang membaca kitab-kitab beliau, begitu pula surat-surat beliau (lihat kumpulan surat-surat pribadi beliau dalam kita Majmu’ Muallafaat Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab, jilid 3).
Dalam sebuah surat beliau kepada penduduk Qashim, beliau paparkan aqidah beliau dengan jelas dan gamblang, ringkasannya sebagaimana berikut: “Saya bersaksi kepada Allah dan kepada para malaikat yang hadir di sampingku serta kepada anda semua:
·         Saya bersaksi bahwa saya berkeyakinan sesuai dengan keyakinan golongan yang selamat yaitu Ahlus Sunnah wal Jama’ah, dari beriman kepada Allah dan kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, kepada hari berbangkit setelah mati, kepada takdir baik dan buruk.
·         Termasuk dalam beriman kepada Allah adalah beriman dengan sifat-sifat-Nya yang terdapat dalam kitab-Nya dan sunnah rasul-Nya tanpa tahriif (mengubah pengertiannya) dan tidak pula ta’tiil (mengingkarinya). Saya berkeyakinan bahwa tiada satupun yang menyerupai-Nya. Dan Allah itu Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Dari ungkapan beliau ini terbantah tuduhan bohong bahwa beliau orang yang menyerupakan Allah dengan makhluk (Musabbihah atau Mujassimah))
·         Saya berkeyakinan bahwa al-Qur’an itu adalah kalamullah yang diturunkan, ia bukan makhluk, datang dari Allah dan akan kembali kepada-Nya
·         Saya beriman bahwa Allah itu berbuat terhadap segala apa yang dikehendaki-Nya, tidak satupun yang terjadi kecuali atas kehendak-Nya, tiada satupun yang keluar dari kehendak-Nya.
·         Saya beriman dengan segala perkara yang diberitakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang apa yang akan terjadi setelah mati, saya beriman dengan azab dan nikmat kubur, tentang akan dipertemukannya kembali antara ruh dan jasad, kemudian manusia dibangkit menghadap Sang Pencipta sekalian alam, dalam keadaan tanpa sandal dan pakaian, serta dalam keadaan tidak bekhitan, matahari sangat dekat dengan mereka, lalu amalan manusia akan ditimbang, serta catatan amalan mereka akan diberikan kepada masing-masing mereka, sebagian mengambilnya dengan tangan kanan dan sebagian yang lain dengan tangan kiri.
·         Saya beriman dengan telaga Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
·         Saya beriman dengan shirat (jembatan) yang terbentang di atas neraka Jahanam, manusia melewatinya sesuai dengan amalan mereka masing-masing.
·         Saya beriman dengan syafa’at Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa Dia adalah orang pertama sekali memberi syafa’at, orang yang mengingkari syafa’at adalah termasuk pelaku bid’ah dan sesat. (Dari ungkapan beliau ini terbantah tuduhan bohong bahwa beliau orang yang mengingkari syafa’at Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam)
·         Saya beriman dengan surga dan neraka, dan keduanya telah ada sekarang, serta keduanya tidak akan sirna.
·         Saya beriman bahwa orang mukmin akan melihat Allah dalam surga kelak.
·         Saya beriman bahwa Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah penutup segala nabi dan rasul, tidak sah iman seseorang sampai ia beriman dengan kenabiannya dan kerasulannya. (Dari ungkapan beliau ini terbantah tuduhan bohong bahwa beliau orang yang mengaku sebagai nabi atau tidak memuliakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. bahkan beliau mengarang sebuah kitab tentang sejarah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan judul Mukhtashar sirah Ar Rasul, bukankah ini suatu bukti tentang kecintaan beliau kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.)
·         Saya mencintai para sahabat Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula para keluarga beliau, saya memuji mereka, dan mendoakan semoga Allah meridhai mereka, saya menutup mulut dari membicarakan kejelekan dan perselisihan yang terjadi antara mereka.
·         Saya mengakui karamah para wali Allah, tetapi apa yang menjadi hak Allah tidak boleh diberikan kepada mereka, tidak boleh meminta kepada mereka sesuatu yang tidak mampu melakukannya kecuali Allah. (Dari ungkapan beliau ini terbantah tuduhan bohong bahwa beliau orang yang mengingkari karamah atau tidak menghormati para wali)
·         Saya tidak mengkafirkan seorang pun dari kalangan muslim yang melakukan dosa, dan tidak pula menguarkan mereka dari lingkaran Islam. (dari ungkapan beliau ini terbantah tuduhan bohong bahwa beliau mengkafirkan kaum muslimin, atau berfaham khawarij, baca juga Manhaj syeikh Muhammad bin Abdul Wahab fi masalah at takfiir, karangan Ahmad Ar Rudhaiman)
·         Saya berpandangan tentang wajibnya taat kepada para pemimpin kaum muslimin, baik yang berlaku adil maupun yang berbuat zalim, selama mereka tidak menyuruh kepada perbuatan maksiat. (dari ungkapan beliau ini terbantah tuduhan bohong bahwa beliau orang yang menganut faham khawarij (teroris))
·         Saya berpandangan tentang wajibnya menjauhi para pelaku bid’ah, sampai ia bertaubat kepada Allah, saya menilai mereka secara lahir, adapun amalan hati mereka saya serahkan kepada Allah.
·         • Saya berkeyakinan bahwa iman itu terdiri dari perkataan dengan lidah, perbuatan dengan anggota tubuh dan pengakuan dengan hati, ia bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.

Bukti Kebohongan Tuduhan Wahabi Tehadap Dakwah Ahlussunnah Wal Jama’ah
Dengan membandingkan antara tuduhan-tuduhan sebelumnya dengan aqidah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang kita sebutkan di atas, tentu dengan sendirinya kita akan mengetahui kebohongan tuduhan-tuduhan tersebut.
Tuduhan-tuduhan bohong tersebut disebar luaskan oleh musuh dakwah Ahluss sunnah ke berbagai negeri Islam, sampai pada masa sekarang ini, masih banyak orang tertipu dengan kebohongan tersebut. sekalipun telah terbukti kebohongannya, bahkan seluruh karangan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab membantah tuduhan tersebut.
Kita ambil contoh kecil saja dalam kitab beliau “Ushul Tsalatsah” kitab yang kecil sekali, tapi penuh dengan mutiara ilmu, beliau mulai dengan menyebutkan perkataan Imam Syafi’i, kemudian di pertengahannya beliau sebutkan perkataan Ibnu Katsir yang bermazhab syafi’i jika beliau tidak mencintai para imam mazhab yang empat atau hanya berpegang dengan mazhab Hambali saja, mana mungkin beliau akan menyebutkan perkataan mereka tersebut.
Bahkan beliau dalam salah satu surat beliau kepada salah seorang kepala suku di daerah Syam berkata: “Saya katakan kepada orang yang menentangku, sesungguhnya yang wajib atas manusia adalah mengikuti apa yang diwasiatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka bacalah buku-buku yang terdapat pada kalian, jangan kalian ambil dari ucapanku sedikitpun, tetapi apabila kalian telah mengetahui perkataan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam yang terdapat dalam kitab kalian tersebut maka ikutilah, sekalipun kebanyakan manusia menentangnya.”
Dalam ungkapan beliau di atas jelas sekali bahwa beliau tidak mengajak manusia kepada pendapat beliau, tetapi mengajak untuk mengikuti ajaran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Raja Abdul Aziz dalam sebuah pidato yang beliau sampaikan di kota Makkah di hadapan jamaah haji tgl 11 Mei 1929 M dengan judul “Inilah Aqidah Kami”: “Mereka menamakan kami sebagai orang-orang wahabi, mereka menamakan mazhab kami wahabi, dengan anggapan sebagai mazhab khusus, ini adalah kesalahan yang amat keji, muncul dari isu-isu bohong yang disebarkan oleh orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu, dan kami bukanlah pengikut mazhab dan aqidah baru, Muhammad bin Abdul Wahab tidak membawa sesuatu yang baru, aqidah kami adalah aqidah salafus sholeh, yaitu yang terdapat dalam kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya, serta apa yang menjadi pegangan salafus sholeh. Kami memuliakan imam-imam yang empat, kami tidak membeda-bedakan antara imam-imam; Malik, Syafi’i , Ahmad dan Abu Hanifah, seluruh mereka adalah orang-orang yang dihormati dalam pandangan kami, sekalipun kami dalam masalah fikih berpegang dengan mazhab hambaly.”
Dari sini terbukti lagi kebohongan dan propaganda yang dibuat oleh musuh Islam dan musuh dakwah Ahlussunnah bahwa teroris diciptakan oleh wahabi. Karena seluruh buku-buku aqidah yang menjadi pegangan di kampus-kampus tidak pernah luput dari membongkar kesesatan teroris (Khawarij dan Mu’tazilah). Begitu pula tuduhan bahwa Mereka tidak menghormati para wali Allah atau dianggap membikin mazhab yang kelima. Pada kenyataannya semua buku-buku yang dipelajari dalam seluruh jenjang pendidikan adalah buku-buku para wali Allah dari berbagai mazhab. Pembicara sebutkan di sini buku-buku yang menjadi panduan di Universitas Islam Madinah.
Apabila kita  mendengar tuduhan jelek tentang dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, atau membaca buku yang menyebarkan tuduhan jelek tersebut, maka sebaiknya ia meneliti langsung dari buku-buku Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab atau buku-buku ulama yang seaqidah dengannya, supaya ia mengetahui tentang kebohongan tuduhan-tuduhan tersebut, sebagaimana perintah Allah kepada kita:

 “Wahai orang-orang yang beriman, bila seorang fasik datang kepadamu membawa sebuah berita maka telitilah, agar kamu tidak mencela suatu kaum dengan kebodohan, sehingga kamu menjadi menyesal terhadap apa yang kamu lakukan”.
Karena buku-buku Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab bisa didapatkan dengan sangat mudah terlebih-lebih pada musim haji dibagikan secara gratis, di situ akan terbukti bahwa beliau tidak mengajak kepada mazhab baru atau kepercayaan baru yang menyimpang dari pemahaman Ahlus Sunnah wal Jama’ah, namun semata-mata ia mengajak untuk beramal sesuai dengan kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya, sesuai dengan mazhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah, meneladani Rasulullah dan para sahabatnya serta generasi terkemuka umat ini, serta menjauhi segala bentuk bid’ah dan khurafat.

Pesan moral yang dapat saya ambil setelah membaca buku ini:
·         Seorang da’i hendaklah membekali dirinya dengan ilmu yang cukup sebelum terjun ke medan dakwah.
·         Seorang da’i hendaklah memulai dakwah dari tauhid, bukan kepada politik, selama umat tidak beraqidah benar selama itu pula politik tidak akan stabil
·         Seorang da’i hendaklah sabar dalam menghadapi berbagai rintangan dan tantang dalam menegakkan dakwah.
·         • Seorang da’i yang ikhlas dalam dakwahnya harus yakin dengan pertolongan Allah, bahwa Allah pasti akan menolong orang yang menolong agama-Nya.
·         • Tuduhan wahabi adalah tuduhan yang datang dari musuh dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, dengan tujuan untuk menghalangi orang dari mengikuti dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
·         • Muhammad bin Abdul Wahhab bukanlah sebagai pembawa aliran baru atau ajaran baru, tetapi seorang yang berpegang teguh dengan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
·         • Perlunya ketelitian dalam membaca atau mendengar sebuah isu atau tuduhan jelek terhadap seseorang atau suatu kelompok, terutama merujuk pemikiran seseorang tersebut melalui tulisan atau karangannya sendiri untuk pembuktian berbagai tuduhan dan isu yang tersebar tersebut.

Pengalaman Magang di CNN Indonesia Jawa Barat

       Halo, aku Ai Siti Rahayu mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang mendapatkan kesempatan magang selama 2 bulan di CNN In...