Minggu, 09 Desember 2018

Mengenal Lebih Jauh Wahabi


Buku ini berbicara tentang sejarah munculnya kata “Wahaby dalam pembicaraan kaum ulama dan muslimin, bahkan ahli sejarah dunia (baik kaum muslimin maupun kaum nonmuslimin). Dan sejarah apa sebabnya dan tujuannya istilah ini sampai disematkan kepada dakwah Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.

Siapa yang berperan memberikan julukan wahabiyah ini kepada dakwah salafiyah?
Benarkah Asy-Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab itu Wahabby?
Dan dakwahnya disebut Wahabbiyah?
Sehingga Salafy pun disebut Wahaby?
Buku ini ditulis oleh seorang Doktor dari Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir Tahun  1977 Masehi, dicetak pertama kali di Tithwan, Maroko tahun 1407 Hijriyyah, cetakan kedua di Dar Al-Ma’arif Di Riyadh tahun 1413 Hijriyyah, dan cetakan ketiga oleh Universitas Islam Madinah, Arab Saudi. Pada cetakan ketiga ini telah diberikan pengantar oleh Rektor Universitas Islam Madinah yaitu Asy-Syaikh bin Abdullah Al-Ubud semoga Allah menjaga beliau.
Begitulah sedikit deskripsi yang sekiranya bisa menjadi pengantar untuk mencoba dan memulai membuka lembaran demi lembaran buku ini. Sebuah buku yang membahas mengenai wahabi.
Pada kurun kedua hijriyyah melalui tangan Abdul Wahhab bin Rustum, tersebarlah di Afrika Utara sebuah kelompok Wahaby. Penisbatan kepada Abdul Wahhab ini. Dan kelompok ini adalah sempalan dari kelompok Wahhabiyah yang merupakan kelompok Khawarij Abadhy. Ini penisbatan kepada pendirinya yang sesungguhnya yaitu Abdullah Bin Wahb Ar-Rasiby. Sebagian orang menamainya Rasibiyah.
Dimana semua Ahlus Sunnah di Maroko menentangnya, karena kelompok tersebut menyelisih mereka dalam hal keyakinan. Dan banyak dari ulama mengkafirkan mereka kelompok tersebut. Sebagaimana hal ini ditemukaan dalam fatwa-fatwa mereka terdahulu.
Ali bin Muhammad Al-Lakhmiy dan dialah pertanyaan itu ditujukan kepadanya. Ternyata dia telah wafat pada tahun 478 Hijriyyah. Dia adalah seorang ahli Fiqh Madzhab Maliki yang berasal dari Al-Qairawany dan wafat dia andalus.
Sedangkan penulisnya yaitu Al-Wansyarisy disebutkan dalam setiap sampul juz kitab “Al-Miyar” pada tepi kitab tertulis namanya bahwa dia wafat di Faas pada Tahun 914 H.
Lalu Asy-Syeikh Muhammad Bin Abdul Wahhab yang merupakan pembawa dakwah salafiyah perbaikan di Najd belum dilahirkan pada waktu itu. Beliau lahir pada tahun 1115 Hijriyyah, di Uyainah dan memulia dakwah bersama Raja Muhammad Bin Su’ud di Dir’iyyah sejak tahun 1158 H.
Berdasrkan fakta-fakta ini. Sesungguhnya jawaban yang terkait dengan pertanyaan pertanyaan yang kita ingin tahu tentang wahab telah terdeksripsi jelas. Kemunculannya lebih dahulu sebanyak 600 tahun lebih dari kelahiran Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dengan melihat dari kematian penulisnya yaitu Al-Wansyarisy.
Fakta-fakta lainnya juga tersadur dari banyak naskah-naskah sejarah dan kejadian nyata dalam waktu yang cukup panjang. Ketika penelitian terhadap kelompok Wahabbiyah di Afrika Utara adalah seperti ini:
1.      Disebutkan dalam buku “Al-Maghrib Al-Kabir” karya Doktor Sayyid Abdul Aziz Salim pada Juz kedua: Masa “Abbasiyah” Bahwa Abdullah bi Rustum yang mendirikan Daulah Rustumiyah di Kota Tahary, Maroko, ketika mendekati ajal pada 171 H mewasiatkan kepada tujuh orang pilihan di Daulah Rustumiyyah. Diantaranya adalah anakanya yaitu Abdul Wahhab , dan Yazid bin Findik. Sedang yang dibai’at adalah Abdul Wahhab, sehingga muncullah perselisihan antara Abdul Wahhab dan Ibnu Findik.
Al-Abadhiyah yang merupakan anutan Ibnu Rustum dan pengikutnya ketika dia di bawa dari negri timur ke Maroko terbagi menjadi dua kelompok. Wahabiyah dinisbatkan pada Abdul Wahhab bin Abdurrahman bin Rustum dan juga Nakariyah. Lalu terjadilah pertempuran antara dua kelompok ini, yang akhirnya Nakariyah kalah sampai terbunuh pimpinannya Qindirah. Dalam keadaan lemah ini bergabunglah sekte Washiliyah Mutazilah ke dalam Nakariyah.

2.      Kemudian penulis Prancis Charlie Andre dia berbicara mengenai para pemimpin Khawarij dalam bukunya “History Of North Africa” Dalam bukunya membicarakan tentang kerjaan Tahart yang merupakan Daulah Rustumiyah. Dalam buku ini dia, berbicara mengenai segala hal yang berhubungan dengan Daulah Rustumiyah, penisbatan Abdul Wahhab bin Abdurrahman bi Rustum yang telah menyelisihi aturan keagamaan orang-orang seagamanya.

3.      Lalu Alfred Bell dalam bukunya “Al-Firaq Al-Islamiyah Fii Syimal Afriqiya” dalam bukunya dia berkata “ Khawarij Wahby yang menyandang nama itu sebagai penisbatan kepada Abdullah menyandang nama itu sebagai penibatan kepada Abdullah bin Wahhanb Ar-Rasiby, yang dipernagi oleh Khalifa Ali Bin Abi Thalib di Nahrawan , mereka adalah Khawarij Abadhiyah.
Dan terkait dengan perpecahan mereka “Abadhiyah ada di Maroko di daerah Tahart yang merupakan bagian mereka. Mereka inilah yang memiliki Daulah Rustumiyah. Dan mereka inilah sekte yang paling fanatic.”
Pengikut Abdul Wahhab sektenya dinamai Wahabbiyah sebagai penisbatan kepadanya dikarenakan ada perubahan keyakinan “Mereka itu adalah Abadhiyah yang paing getol ketakwaannya. Mereka membenci Syiah sebanding dengan kadara kebenciannya terhadap Ahlus Sunah.”

4.      Az-Zarkaly dalam bulunya “Al-I’lam” menyimpulkan dari sepuluh buku yang memaparkan sejarah sekte Abdhiyah ini, “Abdul Wahhab ini adalah pemimpin kedua dari jajaran pemimpin di daulah rustumiyah dari sekte Abdhiyah. Dia aslinya dari Persia , dan ia merupakan kandidat yang akan menjadi pemimpin ketika ayahanya hidup. Bapaknya menjadikannya sebagai anggota lembaga musyawarah, maka dia memegang kepemimpinan pada tahu 171 H. Bersatulah semua urusan Abadhiyah kepadanya. Dia faqih dala berilmu, pemberani dan langsung terjun ke peperangan sampai akhirnya ia meninnggal”
Dari semua pernyataan yang dikumpulakan sekte ini tercata di berbagai mavam buku bahkan hingga buku yang penulisnya orang Prancis. Abdul Wahhab Rustumy telah menjadikan Tahart sebagai markas pemikiran, dan mebuka pintu perdebatan dengan ulama Ahlus Sunnah. Kemudian karena Syiah yang daulahnya berdiri pada akhir ketiga hijriyyah dengan nama Daulah Fatimiyyah dimana Abdullah Syi’ah telah meruntuhkan Daulah Rustumiyyah pada tahun 296 H.
Yang darinya terwujudlah sikap menyalahkan keyakinan kaum Rustum yang menyelisihi keyakinan ahlus Sunnah wal jamaah dan  yang dikukuhkan oleh hadist hadist shahih.
Kaum Penjajah juga memanfaatkan akar permasalahan tersebut, sehingga tersulutlah permusuhan antara kaum muslim pada saat itu. Sehingga mereka menyematkan berbagai aib dan cacat kepada As-Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab dan dakwah beliau salafiyah yang  membawa kebaikan.
Mereka para musuh memanfaatkan segala hal yang menyakitkan kalbu untyuk menentang dakwah baru yang datang dari perbaikan keyakinan.
Sebagaimana kebiasaan-kebiasaan musuh-musuh islam, tidaklah merek aterjun langsung untuk melawan umat islam karena mereka tagu bahwa mereka tak akan bertahan. Akan tetapi mereka memanfaatkan golongan tertentu yang menyatak diri sebagai orang islam. Untuk menjadikan mereka sebagai jembatan yang mereka lalaui untuk mencapai tujuan mereka dan mereka meletakkan berbagai macam kerancuan dengan nama golongan tersebut. Mereka berupaya memperbutuk citra islam yang sesungguhnya, memcah belah generasinya, serta menyulut fitnah dan kekhawatiran di dalam lingkungannya.
Penjajah Inggris misalnya, mereka meraba-raba pengaruh dakwah Asy-Syeikh Muhammad Bin Abdul Wahhab yang merupakan dakwah-dakwah terseubt adalah yang m,enentang Al-Qadiniyyah yang kafir, yang sebenarnya Inggris memanfaatkannya untuk menghadapi islam demi mewujudkan tujuan mereka, dan yang tergabung di dalamnya tidak mengatahui islam kecuali namanya saja.
Nampaklah kegigihan Inggris dalam mengenyahkan dakwah Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Yang melambangakan kebangkitan baru dalam agama islam dengan bentuk memahami islam dari sumber yang jernih yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya Muhammad. Nmaun Inggris telah mengorbankan seluruh hartanya untuk mengenyahkan dakwah ini.
Inggris menyebarkan racun-racun tehadap dakwah Abdul Wahhab dengan kasus-kasus berikut seperti menyebakan permusuhan antara penduduk Yman dengan dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhabseperti ucapannya “ Sungguh telah runtuh kepemimpinan akhir Wahabi Yaman selama keberadaan Al-Basya ini. Maksudnya adalah Khalil Basya yang dihadirkan dalam keadaan belenggu sampai terikat kuat. Dari situ dia dibawa ke Mesir”Mereka juga berceloteh menganai Oman dan generasi Jazirah Arab yang m,enyulut perpecahan. Mereka juga membuat istilah bermudah mudahan dalam urusan agama demi kemajuan modernisasi. Dan pengekangan terhadap keinginan jiwa. Mereka lalu merendahkan  penduduk Madinah dan menyebut mereka sebagai peminta-mint, orang yang serakah, mereka hidup melalui sedekah penunai haji.
Selanjutnya adalah penjajah Perancis yang juga memiliki partisipasi besar terhadap dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Ketika mereka merasa bahwa perhatian masyarakat Afrika Utara telah terujudan percaya pada dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab maka Penjajah Perancis membuat fitnah terhadap dakwah tersebut.
Penjajah Italia kegiatan yang dilakukan oleh Muhammad Bin Ali as Sanusy yang lahir di Aljazair tahun 1202 H. Telah membuat mereka cemas. Kegiatn berupa dakwah perbaikan di Libya untuk memperbaik dakwah islam pada kemurniannya. Dan menmpatkannya dalm jiwa-jiwa dalam bentuk perwujudan dan pengalaman. Dan juga berupa kegiatan menentang penjajah daeri Italia yang datang menyelong, yang mana tiada kepentingan bagi mereka kecuali merampas hasil terbaik suatu negeri dan memevcah belah kaum muslim. Sebagimana mereka dibikin cemas oleh terkesannya jamaah hasil Somalia dengan dakwah salafiyah, dan penybaran sampai masyarakat Afrika dikarenakan kedekatan tempat mereka dengan jazirah Arab serta terkesannya jamaanh Haji dari Maroko dengan dakwah Salafiyah dan membawa ajaran ke negeri mereka, maka muncullah diantara mereka orang orang dakwah perbaikan dan perbaharuan.
Penjajah Belanda mereka digetarkan oleh temuan mereka berupa perhatian baru kaum muslimin, yang mana kaum penjajah Belanda menguasai negeri mereka. Hal itu nampakj dengan jelas dengan adanya semangat untuk memberikan loyalitas kepada aqidah di pula Sumatera. Sebagioan dari orang mengatakan bahwa pada masa itu merupakan masa Imam  Bonjol. Hal-hakl 6ang di bawa kenegeri tersebut bersama Jemaah Haji yang terkesan dengan ajaran yang dengannya masyarakat islam akan menjadi bersih dan syariat islam akan bersih dari hal yang mengotori dari  kemurniannya.
Yaitu setelah jamaah ahji tersbut belajar tentanmg perbaikan dakwah dan pembaharuan yang diprakarsai Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab mereka memberikan perhatian besar setelah mereka terselamtakan denga ajaran dakwah karena memperbaiki aqidah. Yang tertumpu pada kitabulla Dan Sunnah Rasul-Nya yang mulia. Dan juga dikarenakan ajaran yang ada padanaya berupa kemurnian dakwah dan jauh dari kepentingan hawa nafsu.
Oleh karenanya mereka membawa pulang ajaran dakwah tersebut ke negeri mereka (Indonesia) dengan penuh kelegaan dimana berdirilah lembaga lemabaga dakwah yang banyak seperti Muhammadiyah. Yang memulai dakwah kala itu dengan menghilangkan berbagai noda dan Khurafat yang disusupkan kedalam ajaran islam. Yang berposisi sebagai penghalang perluasan seruan kaum penjajah dalam menggaet kelompok islam atau kelompok yang dianmggap dari islam yang menyuburkan khurafat dan menimbulakan bid’ah dala masyarakat islam. Penjajah bisa mengambil untung dari khurafat, dengan memberi suplai terhadap sebagian kelompok menyulut keributan, sesuai dengan dokterin penjajahan “pecah belah dahulu baru kau bisa mebnguasai dan menjadi tuan.”
Dan ketertarikan dengan dakwah Salfiyah ini dimulai pada tahun 1803 Masehi bertepatan denga 1218 H, kerika sebagian kelompok bergerak melawan penjajah Belanda yang berlangsung selama 16 Tahun. Yang ternyata kekuatan penjajah mengalahkan kekuatan Salafihin pejuang tauhid yang tertarik dengan dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Daulah Utsmaniyah…. Dan Dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab
            Sesungguhnya terpengaruhnya sebagian orang Eropa, Turki, dan beberapa kelompok dari Afrika, selain perhatian dari kelompok pemikir islam terhadap dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab di Negeri Syam dan Maroko, sampai kedam Turki dan selain, semua ini membangkitkan kemarahan istana Daulah Utsmaniyyah pemilik kepentingan dan para pejabat, yang telah menyamarkan hakekat dakwah Salafiyah kepada anggota Daulah Utsmaniyyah dan mereka memanfaat kan sebagian tindakan orang Arab pedalam pada Musim Haji.Maka menyelubungkan kerancuan trhadap Dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab untuk meyulut kemarhan pada siapapun yang mengembangkan dakwah ini, dan untuk mengada-adakan perkataan yang tidak ada landasan kebenarannya.
            Agar dalil yang benar itu tersamarkan dan pencorengan terus berjalan maka mereka pun mereka-reka berbagi ucapan dusta terkait Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan pengikutnya.  Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab telah menjelaskan semua kedustaan itu pada surat suart yang banyak. Dan ulama Maroko telah mengetahui hal ini dalam dikusi mereka pada tahu 1226 H. Ketika Maulana Abdul Ishaq Ibrahim bin Sultan Maulana Sulaiman menunaikan haji. Dan bersama beliau ada rombongan yang banyak dari ulama Maroko untuk berdialog bersama Raha Suud Bin Abdul Ajiz, berdikusi dengan beliau terkait hal-hal yang disandarkan terhadap mereka. Dan ini terjadi beberapa waktu setlah wafatnya Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
            Sejarah Maroko telah mencata kejadian ini yang mengkukuhkan terbebasnya dakwah salafiyah dari berbagai perkara yang dituduhkan padanya, dan menbgkukuhkan kelegaan ulama Maroko akan selamat dan benarnya dakwah ini sampaipun Maulana Ibrahim inin juga benar-benar lega dengannya.



            Dan sungguh telah ditemukan ucapan ini yakni ucapan celaan terhadap dakwah salafiyah bergema dalam diri setiap oirang yang ingin ditokohkan dan ingin memegang kekuasaan dengan alsan ilmu dan pengetahuan, dan juga dalam diri setiap pengikut hawa nafsu, dan juiga para pencari kepentingfan duniawi.

            Ini dari satu sisi. Dari sisi lain penyandaran (tuduhan wahabi) mengena pada Abdul Wahhab yaitu ayah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan ini penyadaran yang tidak benar karena beliau bukanlah penggerak dakwah ini. Kalau saja mereka hendak menyandarkan kepad a Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab niscaya namanya akan menjadi Muhammadiyah bukan (Wahabiyyah). Jika demikian penyandarannya niscaya tidak akan terwujud apa yang mereka upayakan. Karen agama islam ini seluruhnya disebut dengan Risalah Muhammadiyah, menyandarkan pada Nabi Muhammad yang menyandarkan agama ini dari Rabb-Nya.
            Orang-orang awam tidaklah akan membedakan anatar Muhammadiyyah disandarkan kepada Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab ini dengan Muhmmadiyah yang disandarkan kepada Rasullulah itu. Oleh karena itu mereka berusaha keras agar nama yang diinginkan kemuculannya bergema dalam diri khlayak umum yang mana kaidah mereka adlah penyamaran dan peneglabuan stelah itu mengelabukan hal tersebut di tengah-tengah orang yang baru belajar.
            Nampaknya hal-hal dalam tulisan Ibrahimm Basya yang dia kirim kepada Muhammad Ali di Mesir dan juga kepada sbeagian tokoh Daulah Utsmaniyah yaitu mulai meberikan istilah Wahabi, Kawarij keluar dari agama terhadap dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan kerjaan Saudi sejak saat itu.
            Mereka semua dalam dzahirnya secara umum sepakat dalam satu misi untuk meneglabukan kepada masyarakat perkara ini.Dan tabiat masyarakat itu meras takut dengan seuatu yang baru mereka akan mengingkari segala hal baru.
            Yang menyelisihi apa yang sudah mereka jalani seperti yang penjelasannya terdpat dalam Al-Quran Al Karim dan Sejarah Nabi yang harum, berupa perkara yang banyak terkait dengan sikap orang-orang yang menentang islam disaat Nabi membawa ajaran islam. Sebagai Da’I dan penyelamat.
            Provokasi Kerancuan

            Dunia secara umum dan kaum muslimin secara khusu telah ditimpa oleh prinsip yang munkar berupa komunisme, freemansory, ekstensialisme, sekuleismu, ilhad, dan lain lain. Kaum muslimin tidak akan menemukan jalan keluar yang menujukan jalan yang lurus pada mereka atau celah untuk lari dari bencana tersebut kepada daratan yang aman kecuali denga islam yang murni, jernih , bersih  dari susupan.
            Inilah fitrah dari Allah yang padanya Allah fitrahkan manusia. Dan sesungguhnya pangkal keislaman itu memikat mereka, ikatannya menyambungkan mereka, Maka Kalbu saling terikat agar jiwa makin berdekatan.Hanya saja pihak pihak yang meilkik target yang bertentangan dengan kedengkian yang terpendam datang dalam keadaan datang jauh dari kaum muslimin untuk memanfaatkan para pemilik akal yng lemah, pemilik tujuan yang sejebnak, pemilik bekal ilmu pengetahuan yang minim.Lalu berbicara ats nama ilmu, Dan berbohong atas nama kecemburuan, dan pengetahun. Dan inilah yang ditakutkan oleh Rasullulah atas umatnya, berupa ulama yang menyesatkan, yang menyamrkan, sebagai perkara terhadap masyarakat.
            Salah seorang ulama ada yang cindong terhadapa buku-buku yang dicetak di berbagai negara negara islam dan disebarkan dengan berbagai bahasa. Ulama ini telah mulai mencela pribadi Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan dakwahnya., dan dengan buku-buku kerancuan yang telah sampaikan padanya, dan dia merekatkan berbagai kerancuan dan tuduhan palsu pada dakwah perbaikan yang dijalani Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan orang-orang setlahnya.
            Maka da’i ini berkata pada sya’ik tersebut:”apakah anda telah membaja sedikit dari buku buku asy-syaik Muhammad? dia berkata :”belum,dan cukup apa yang di katakan (oleh orang orang ) tentang nya.”
Da’i ini adalah orang nyang cerdas,maka di amemberikan pada syaik ini  “attauhid “karya asyaik Muhammad bin abdul wahab ? setelah terlebih dahulu dia sobek sampulnya dia berkata saya ingin anda membaca buku inidan sobek tolong berikan pendapat anda tentangnya.
Pada hari pertemuan yang disepakati Syaikh itu memuji buku tadi, mendoakan rahmat bagi pengarangnya dikarenakan kandungannya berupa ilmu yang bersandar kepada Kitabullah dan Sunah Rasul Muhammad. Dan adanya oriebatasi yang kukuh yang dibutuhkan oleh kaum muslimin dalam meluruskan keyakinan mereka.
Tidaklah tersisa pada Da’I tersebut kecuali meberikan pada Sayaikh tesebut naskah buku lain yang masih bersampul. Dan ia berkata pada Syaikh. “Inilah buku tersebut secara sempurna, penulisnya adalah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab penyeru dakwah salafiyah perbaikan, dan pembaruan, sebagaimana anda lihat. Dan buku-buku beliau yang lain.
Tidaklah tersisa bagi Syaikh tersebut kecuali berkata: “Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baiknya pelindung. Sungguh Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab telah dituduh dengan sesuatu yang tidak ada padanya. Apa yang kami baca tentangnya menyelisihi yang sejatinya dia katakana dalam karyanya ini. Sesungguhnya ini adalah Tauhid yang murni yang di bawa Muhammad Bin Abdullah dan mnyuruh kita berpegang teguh kepadany.”
Dan semenjak puluhan tahun terjadi kisah yang seru di India. Allah telah memberikan petunjuk kepada seorang alim dari ulama India dengan taufik dari Allah dengan sebab adu Hujjah dengan seseorang bernam Al-Bakrie dalam kasus yang sama. Inilah pandanga  orang umum, dianjurkan bagi kaum muslimin. Secara umum untuk waspada darinya. Dan agar tidak menjadikan pihak-pihak lain memaksakan sesuatu pendapat pada mereka tanpa mengetahui apa yang tersembunyi di belakangnya. Pendpaat ilmiah dan hakekat yang terkait dengan aqidah dan agama, dianjurkan bagi seorang muslimin yang arif untuk benar-benar menacari keduanya dan menyelidiki setiap hal yang menerpa (menghantam) keduanya. Memastikan dan melihat secara mendalam agar tidak tergeklincir pijakannya setelah mendapatkan kekokohannya. Dan akan terkait dengan hal itu, perbedaan di dalam barisan islam tidak ada yang megambil manfaat kecuali para musuh yang akan mengorbankan banyak hal berupa usah, harta, pemikiran dan anek-aneknya menempatkan perpesahan dan mencerai berai anak-anak muslimin, karena kepentingan dan keuntungan mereka ada dalam perpecahaan ini, kekuasaan mereka ada dalam penaburan berbagai perselisihan.
Tidaklah akan baik kondisi akhir umat ini kecuali dengan perkara yang dengannya kondisi generasi awal bisa baik, sebagaimana kata Imam Malik dan generasi awal tidaklah baik kondisinya kecuali dengan aqidah islam yang bersih dan murni. Dari generasi akhirnya tidak akan baik kecuali dengannya.

Musuh-musuh Dakwah dari dalam wilayah
Dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab ditentang dan termasuk yang perta,a menetang adalah sebagian pihak dari dalam wilayah yang dakwah itu bertolak darinya maka berdirilah bebrapa orang yang mengaku berilmu, dan mereka meiliki kepentingan yang akan terugikan bagi orang-orang mengakui hakekat yang Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab bersungguh-sungguh untuk mnejlaskannya pada masyarakat, dengan standar dari kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya.
Hawa nafsu itu selalu mebuat buta dan tuli sebagaimana kedengkian memilki partisipasi dalam penentangan tersebut. Sebagai seorang penyair Arab berkata. Mereka hasad pada pemuda jika dia tak seperti mereka maka semuanya orang menjadi musuh baginya dan penentangnya. Sesungguhnya sampai dari orang-orang tersebut untuk membangun celaan, kebohongan, dan tuduhan palsu bagi dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Kenmudian karena ketakutan mereka yang mencemaskan ketenangan mereka, mereka mulai menebarkan berbagi artikel ke kanan dan kiri dengan tujuan membuat orang lari dengan melakukan tipu muslihat sebagi mana muncul dari Ibnu Suhaim, Ibnu Muhais dan selain keduanya yang kita akan dicela karena menyebutkan mereka. Dan isyarat akan tersebaranya artikel mereka ynag disingkap oleh Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab sendiri dalam tulisan tulisan yang beliau kirim ke seluruh penjuru, sebagai bentuk seruan dan penjelasan dari satu sisi dai berbagai bentuk penghilang terhadap gambaran berbagai kebohongan dan tuduhan palsu dari sisi yang lain.
            Sungguh semuanya telah tiada lebih baik yang menentang ataupun yang ditentang yang melakukan tuduhan palsu maupun  yang dituduh palsu. Dan waktu membuktikan.
Kebenaran Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dari sisi tersisihnya gema dakwah ini bahkan bertambah
Dan orang-orang disetiap tempat bersemangat untuk meneliti dan mempelajari buku-buku beliau sebagaimana banyak orang dari pihak dan menentang rujuk kepada jalan lurusnya setelah jelas baginya selamatnya dakwah ini dan benarnya sasaran da’I nya karena kebenaran itu lebih berhak untuk diikuti. Ataupun para penentang tersebut mereka telah mati nama-nama mereka dan mati bersmanya semua yang mereka ucapkan. Hampir-hamoir masyarakat kebanyakan tidak mengenal mereka kalau kita tidak mengatakan seluruh mereka kecuali dari kandungan tulisan Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
            Ini dunia, adapun di akhirat maka balasannya ada disi Allh sesuai dengan kadarnya. Karena Allah lah yang Maha Tahu akan segala rahasia yang disembunyikan oleh dda-dada. Dan sungguh Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhabmenyatakan bahwa musuhnya ada ditiaga model.
1.       Ulama yang telah kacau pikirannya, mereka salah memepresepsikan kebenaran. Mereka beristighasah dengan selain yang bukan Allah. Dan orang yang mengingkari harus diperangi dalam bentuk jihad.
2.      Ulama berupa orang-orang yang menisbatkan diri kepada ilmu
3.      Orang yang cemas akan kedudukan dan martabatnay. Maka mereka memusuhi agar kekuasaannnya tidak samapai turun atau hilang.
Diantara musuh dakwah yang paling menonjol adalah yang menulis kesegala penjuru dan mengada-adakan berbagai hal terhadap Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang beliau belum pernah yang beliau belum pernah katakan, ketika tepat teras a sempit bagi mereka,dan para pengikutnya maka mereka banyak mengelabui banyak kaum muslimin disana dan pertemuannya di batalkan karena mereka mempertimbangkan perenungan.
Nama-nama orang yang menentang dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab:
1.      Sulaiman Bin Muhammad bin Suhaim, dia merupakan orang yang menulis k berbagai temapat dan mence;la secara kasar Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan menyerang dakwahnya. Dia menggambarkan pada orang-rang mengenai dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan tidak pula memilkik landasan juga alasan. Dia dulunya merupakan ulama Riyadh, dan setelah takluknya Riyadh pada kerajaan Saudi poertama dia pergi ke Ahsa kemudian ke Zubair di Irak. Dan dia meninggal disana bersama anak-anaknya pada 1181 H.
2.      Muhammad Bin Abdullah bi Fairuz berasal dari Najd dan lahir di Ahsa. Dulu dia termasuk ulama yang luas ilmunya. Gubernur Bashrah Abdullah Agha begitu perhatian kepadanya saat ia pindah ke Bashrah. Dia meninggal pada 1216 H, dan dikuburkan di Az-Zubair. Dia membantun Sultan Daulah Ustmaniyah memberantas dan menumpas dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
3.      Muhammad Bin Abdurrahman Afaliq. Dia memiliki kekuatan ilmu di Ahsa para pelajar banayak yang belajar kepadanya. Dia juga meninggal di Ahsa pada 1163 H. Dia mengalami masa awal dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan menulis surat kepada Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang isinya menentang dan menantang beliau menganai kandunga surat Al-Adiyah berupa majaz istiarah (peminjaman kata)’ kinayah (kiasan), dan selainnya yang merupakan ilmu balagha (kefasihan).


4.      Abdullah bin Isa Al Muwaisy, Seorang Qadhi Harmah yang banyak disebutkan dalam tulisan Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab bersikap mengingatkan orang-orang dari dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan menjelaskan mengani dakwah yang salah.
5.      Utsman bin Abdul Aziz bin Manshur yang belajar di Iraq.Utsman memuji Dawud, memujinya, dan menyanjung ajarannya. Dia memberi resensi pada bukunya dan memberi pujian pada jalannya sebuah kasidah yang mencapai 36 bait. Dan dibantah oleh 7 ulama Najd dengan kasidah yang serupa timbangan dan sajaknya lebih.
6.      Muhammad bin Abdulah bin Humaid
7.      Marbad bin Ahmad At-Tamimy Dia menyebarkan citra buruk terhadap reputasi dakwah dan para da’I serta pengembannya.

Apa yang dikumpulkan berupa tulisan-tulisan beliau yang menjelaskan dakwah-dakwah beliau  yang mebantah dakwah dakwah Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan aapa yang dikatakannya. Yang kemudian dijilid dan dijadikan sebuah buku yang berisi 51 tulisan dan dicetak menjadi 323 halam dalam satu jilid. Bendel tersebut memastikan bahwa kaidahnya besar bagi orang ingin memastikan secara dekat tentang hakekat Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan dakwahnya.
Tidak diragukan lagi bahwa banyak orang-orang yang memusuhinya ketika jelas bagi mereka hakekatnya dirujuk dari pendapatnya yang lalu. Karena kebenaran itu lebih berhak untuk diikuti.
Sesungguhnya tanggung jawab dari seorang penuntut ilmu adlah tidak mengekor di belakang setiapm ucapan, tanopa menyelidiki dan meneliti terlebih dahulu. Karena ketergelinciran seorang alim ulama itu sangat besar perkaranya. Dan mengekornya dia di belakang setiap pendapat  hawa nafus akan mencela  kedudukannya dan mencacat keadilannya.
Semuanya dikarenakan permusuhan dalam hal pendapat, atau keyakinan, atau hak, berputar diantara dua sisi (pihak).  Maka tidaklah benar suatu hukum diambil apabila mengambil dari satu pihak lalau meninggalkan pihak yang lainnya. Karena jika seperti itu maka jadilah suatu hukum yang jelas merupakan hukum keberpihakkan.
Hukum dikeluarkan merupakan suatu yang wajib dilakukan dulu dan riset mengenai kebenarannya, dan juga sebelumnya kita harus merenungkan serta menimbang hasilnya. Sehingga hukum tersebut nantinya tidak akan menjadi suatu hal yang zhalim. Karena dalam islam kita senantiasa menjaga lisan dari ktergelinciran dan menjaga perbuatan dari kesalahan.
Umar bin Abdul Aziz pun pernah berkata :”Aku keliru dalam memberikan ampunan lebih dai aku keliru dari memberikan kesalahan.” Hal ini agar beliau berharap tidak akan adanya sikap saling menjauhi diantara umat islam baik individu maupun kelompok.
            Kalau ternyata penamaan Wahabiyah ini keliru secara penyandaran (penisbatan) dan secara tinjauan keyakinan sebagaimana pemikiran-pemikiran yang dinisbatkan kepada Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para pengikutnya keliru. Dan mereka telah berlepas diri terhadap segala sesuatu yang telah dinisbatkan tersebut. Baik melalui lisan, tulisan, pendiskusian, maka orang yang meneliti aqidah salafiyah adalah orang yang paling tahu maksud dari dalil-dalil yang jelas dari dua sumber syariat dalam islam, yaitu KItabullah dan Sunah Rasul-Nya.
            Maka dari itu mereka tidak meraskan rasanya sesak dengan istiklah dan julukan ini. Karena mereka semua tahu apa yang dikatakan ini semuanya hanyalah tuduhan belaka. Tidak bisa dibuktikan melalui perdebatan maupun diskusi. Mereka adlah orang-orang yang mengikuti Hujjah terang benderang yang para sahabat tinggalkan oleh Rasullulah berada diatasnys, malamnya terang seperti siangnya. Tidak ada yang menyeleweng darinya kecuali dia akan binasa. Dan itu termabil dari sabda Rasullulah perbuatnnya, dan persetujuannya. Setelah diteliti keabsahannya melalui sebuah riwayat.
Imran bin Ridwan dia adalah orang islam dari luar jazirah arab dan merupakan ulama kotanya yaitu Linjah. Ketika dakwah ini disampaikannya dia kemudian menelitinya dan meraskan kagum juga memuji  dengan kasidah
Jika Pengikut Ahmad Disebut Wahaby
Maka Aku Menetapkan Diriku Wahaby
Tidaklah yang demikian melainkan bahwa julukan (wahabi) tersebut dikatak seorang alim dari Irak Muhammad Bahjat Al-Atsary: ‘Itu merupakan wahyu dari musuh-musuh islam. Yang mana mereka menyangka bahwa dunia islam telah menjadi mayat yang kering yang tidak akan bergerak, dan sudah semestinya negara negara penjajah  menjadi pewaris tanah air mereka, serta harta simpanan, tambang dan hasil terbaik mereka. Lalu dakwah baru ini muncul dari jantung Jazirah Arab meletakkan gemuruh dan menyatukan barisan kaum muslimin, dan menyelamatkan mereka dari kebinasaan, pada revolusi kelompok yang yang menambahkan sebuah nomor baru dalam daftar kelompok (yang membuat para penjajah gerah). Artinya segala kondisi tersebut berbalik.
Maka para penjajah meberikannya julukan Waahabiyyah. Dan menyiarkan berita ini dengan menjadi tersiar dan popular. Lalu ditangkap oleh pendengar dan diulang-ulang oleh lisan. Ternyata julukan ini menarik bagi Daulah Utsmaniyyah (di Turki). MAka mereka berusaha agar selalu terucap dalam luisan pertapa (biara Darwis) serta penerima makan dari biara Darwis dan sudut busur panah penguasa. Dan daulah tersebut berlebih-lebihan dalam melemparkan kerancuan terhadap sebuah dakwah dan dalam meusak reputasi. Terlebih lagi setelah kegentingan perkaranya, dan berdirinya Daulah Arabiyah Islamiyah di Jazirah Arab diatas asas dan pondasi dakwah tersebut.
Asy Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab juga menuliskan surat kepada para penduduk Qashim dia menjelaskan metodenya dalam berdakwah. Surat tersebut juga dilampirkan dalam halaman akhir buku ini. 


Berdasarkan buku ini mengenai  wahabi yang dapat saya simpulkan adalah

Kepada Siapa Dituduhkan Gelar Wahabi Tersebut?
Karena hari demi hari dakwah tauhid semakin tersebar mereka para musuh dakwah tidak mampu lagi untuk melawan dengan kekuatan, maka mereka berpindah arah dengan memfitnah dan menyebarkan isu-isu bohong supaya mendapat dukungan dari pihak lain untuk menghambat laju dakwah tauhid tersebut. Diantar fitnah yang tersebar adalah sebutan wahabi untuk orang yang mengajak kepada tauhid. Sebagaimana lazimnya setiap penyeru kepada kebenaran pasti akan menghadapi berbagai tantangan dan onak duri dalam menelapaki perjalanan dakwah.
Sebagaimana telah dijelaskan pula oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam kitab beliau Kasyfus Syubuhaat: “Ketahuilah olehmu, bahwa sesungguhnya di antara hikmah Allah subhaanahu wa ta’ala, tidak diutus seorang nabi pun dengan tauhid ini, melainkan Allah menjadikan baginya musuh-musuh.
Dalam berdakwah tidak ada yang tidak menghadapi tantangan dari kaumnya, bahkan di antara mereka ada yang dibunuh, termasuk Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam diusir dari tanah kelahirannya, beliau dituduh sebagai orang gila, sebagai tukang sihir dan penyair, begitu pula pera ulama yang mengajak kepada ajarannya dalam sepanjang masa. Ada yang dibunuh, dipenjarakan, disiksa, dan sebagainya. Atau dituduh dengan tuduhan yang bukan-bukan untuk memojokkan mereka di hadapan manusia, supaya orang lari dari kebenaran yang mereka serukan.
Hal ini pula yang dihadapi Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, sebagaimana yang beliau ungkapkan dalam lanjutan surat beliau kepada penduduk Qashim: “Kemudian tidak tersembunyi lagi atas kalian, saya mendengar bahwa surat Sulaiman bin Suhaim (seorang penentang dakwah tauhid) telah sampai kepada kalian, lalu sebagian di antara kalian ada yang percaya terhadap tuduhan-tuduhan bohong yang ia tulis, yang mana saya sendiri tidak pernah mengucapkannya, bahkan tidak pernah terlintas dalam ingatanku, seperti tuduhannya:

• Bahwa saya mengingkari kitab-kitab mazhab yang empat.
• Bahwa saya mengatakan bahwa manusia semenjak enam ratus tahun lalu sudah tidak lagi memiliki ilmu.
• Bahwa saya mengaku sebagai mujtahid.
• Bahwa saya mengatakan bahwa perbedaan pendapat antara ulama adalah bencana.
• Bahwa saya mengkafirkan orang yang bertawassul dengan orang-orang saleh (yang masih hidup -ed).
• Bahwa saya pernah berkata; jika saya mampu saya akan runtuhkan kubah yang ada di atas kuburan Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
• Bahwa saya pernah berkata, jika saya mampu saya akan ganti pancuran ka’bah dengan pancuran kayu.
• Bahwa saya mengharamkan ziarah kubur.
• Bahwa saya mengkafirkan orang bersumpah dengan selain Allah.
• Jawaban saya untuk tuduhan-tuduhan ini adalah: sesungguhnya ini semua adalah suatu kebohongan yang nyata. Lalu beliau tutup dengan firman Allah:

 “Wahai orang-orang yang beriman jika orang fasik datang kepada kamu membawa sebuah berita maka telitilah, agar kalian tidak mencela suatu kaum dengan kebodohan.” (QS. al-Hujuraat: 6)
Pokok-Pokok Landasan Dakwah yang Dicap Sebagai Wahabi

Pokok landasan dakwah yang utama sekali beliau tegakkan adalah pemurnian ajaran tauhid dari berbagai campuran syirik dan bid’ah, terutama dalam mengkultuskan para wali, dan kuburan mereka, hal ini akan nampak jelas bagi orang yang membaca kitab-kitab beliau, begitu pula surat-surat beliau (lihat kumpulan surat-surat pribadi beliau dalam kita Majmu’ Muallafaat Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab, jilid 3).
Dalam sebuah surat beliau kepada penduduk Qashim, beliau paparkan aqidah beliau dengan jelas dan gamblang, ringkasannya sebagaimana berikut: “Saya bersaksi kepada Allah dan kepada para malaikat yang hadir di sampingku serta kepada anda semua:
·         Saya bersaksi bahwa saya berkeyakinan sesuai dengan keyakinan golongan yang selamat yaitu Ahlus Sunnah wal Jama’ah, dari beriman kepada Allah dan kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, kepada hari berbangkit setelah mati, kepada takdir baik dan buruk.
·         Termasuk dalam beriman kepada Allah adalah beriman dengan sifat-sifat-Nya yang terdapat dalam kitab-Nya dan sunnah rasul-Nya tanpa tahriif (mengubah pengertiannya) dan tidak pula ta’tiil (mengingkarinya). Saya berkeyakinan bahwa tiada satupun yang menyerupai-Nya. Dan Allah itu Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Dari ungkapan beliau ini terbantah tuduhan bohong bahwa beliau orang yang menyerupakan Allah dengan makhluk (Musabbihah atau Mujassimah))
·         Saya berkeyakinan bahwa al-Qur’an itu adalah kalamullah yang diturunkan, ia bukan makhluk, datang dari Allah dan akan kembali kepada-Nya
·         Saya beriman bahwa Allah itu berbuat terhadap segala apa yang dikehendaki-Nya, tidak satupun yang terjadi kecuali atas kehendak-Nya, tiada satupun yang keluar dari kehendak-Nya.
·         Saya beriman dengan segala perkara yang diberitakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang apa yang akan terjadi setelah mati, saya beriman dengan azab dan nikmat kubur, tentang akan dipertemukannya kembali antara ruh dan jasad, kemudian manusia dibangkit menghadap Sang Pencipta sekalian alam, dalam keadaan tanpa sandal dan pakaian, serta dalam keadaan tidak bekhitan, matahari sangat dekat dengan mereka, lalu amalan manusia akan ditimbang, serta catatan amalan mereka akan diberikan kepada masing-masing mereka, sebagian mengambilnya dengan tangan kanan dan sebagian yang lain dengan tangan kiri.
·         Saya beriman dengan telaga Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
·         Saya beriman dengan shirat (jembatan) yang terbentang di atas neraka Jahanam, manusia melewatinya sesuai dengan amalan mereka masing-masing.
·         Saya beriman dengan syafa’at Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa Dia adalah orang pertama sekali memberi syafa’at, orang yang mengingkari syafa’at adalah termasuk pelaku bid’ah dan sesat. (Dari ungkapan beliau ini terbantah tuduhan bohong bahwa beliau orang yang mengingkari syafa’at Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam)
·         Saya beriman dengan surga dan neraka, dan keduanya telah ada sekarang, serta keduanya tidak akan sirna.
·         Saya beriman bahwa orang mukmin akan melihat Allah dalam surga kelak.
·         Saya beriman bahwa Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah penutup segala nabi dan rasul, tidak sah iman seseorang sampai ia beriman dengan kenabiannya dan kerasulannya. (Dari ungkapan beliau ini terbantah tuduhan bohong bahwa beliau orang yang mengaku sebagai nabi atau tidak memuliakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. bahkan beliau mengarang sebuah kitab tentang sejarah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan judul Mukhtashar sirah Ar Rasul, bukankah ini suatu bukti tentang kecintaan beliau kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.)
·         Saya mencintai para sahabat Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula para keluarga beliau, saya memuji mereka, dan mendoakan semoga Allah meridhai mereka, saya menutup mulut dari membicarakan kejelekan dan perselisihan yang terjadi antara mereka.
·         Saya mengakui karamah para wali Allah, tetapi apa yang menjadi hak Allah tidak boleh diberikan kepada mereka, tidak boleh meminta kepada mereka sesuatu yang tidak mampu melakukannya kecuali Allah. (Dari ungkapan beliau ini terbantah tuduhan bohong bahwa beliau orang yang mengingkari karamah atau tidak menghormati para wali)
·         Saya tidak mengkafirkan seorang pun dari kalangan muslim yang melakukan dosa, dan tidak pula menguarkan mereka dari lingkaran Islam. (dari ungkapan beliau ini terbantah tuduhan bohong bahwa beliau mengkafirkan kaum muslimin, atau berfaham khawarij, baca juga Manhaj syeikh Muhammad bin Abdul Wahab fi masalah at takfiir, karangan Ahmad Ar Rudhaiman)
·         Saya berpandangan tentang wajibnya taat kepada para pemimpin kaum muslimin, baik yang berlaku adil maupun yang berbuat zalim, selama mereka tidak menyuruh kepada perbuatan maksiat. (dari ungkapan beliau ini terbantah tuduhan bohong bahwa beliau orang yang menganut faham khawarij (teroris))
·         Saya berpandangan tentang wajibnya menjauhi para pelaku bid’ah, sampai ia bertaubat kepada Allah, saya menilai mereka secara lahir, adapun amalan hati mereka saya serahkan kepada Allah.
·         • Saya berkeyakinan bahwa iman itu terdiri dari perkataan dengan lidah, perbuatan dengan anggota tubuh dan pengakuan dengan hati, ia bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.

Bukti Kebohongan Tuduhan Wahabi Tehadap Dakwah Ahlussunnah Wal Jama’ah
Dengan membandingkan antara tuduhan-tuduhan sebelumnya dengan aqidah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang kita sebutkan di atas, tentu dengan sendirinya kita akan mengetahui kebohongan tuduhan-tuduhan tersebut.
Tuduhan-tuduhan bohong tersebut disebar luaskan oleh musuh dakwah Ahluss sunnah ke berbagai negeri Islam, sampai pada masa sekarang ini, masih banyak orang tertipu dengan kebohongan tersebut. sekalipun telah terbukti kebohongannya, bahkan seluruh karangan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab membantah tuduhan tersebut.
Kita ambil contoh kecil saja dalam kitab beliau “Ushul Tsalatsah” kitab yang kecil sekali, tapi penuh dengan mutiara ilmu, beliau mulai dengan menyebutkan perkataan Imam Syafi’i, kemudian di pertengahannya beliau sebutkan perkataan Ibnu Katsir yang bermazhab syafi’i jika beliau tidak mencintai para imam mazhab yang empat atau hanya berpegang dengan mazhab Hambali saja, mana mungkin beliau akan menyebutkan perkataan mereka tersebut.
Bahkan beliau dalam salah satu surat beliau kepada salah seorang kepala suku di daerah Syam berkata: “Saya katakan kepada orang yang menentangku, sesungguhnya yang wajib atas manusia adalah mengikuti apa yang diwasiatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka bacalah buku-buku yang terdapat pada kalian, jangan kalian ambil dari ucapanku sedikitpun, tetapi apabila kalian telah mengetahui perkataan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam yang terdapat dalam kitab kalian tersebut maka ikutilah, sekalipun kebanyakan manusia menentangnya.”
Dalam ungkapan beliau di atas jelas sekali bahwa beliau tidak mengajak manusia kepada pendapat beliau, tetapi mengajak untuk mengikuti ajaran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Raja Abdul Aziz dalam sebuah pidato yang beliau sampaikan di kota Makkah di hadapan jamaah haji tgl 11 Mei 1929 M dengan judul “Inilah Aqidah Kami”: “Mereka menamakan kami sebagai orang-orang wahabi, mereka menamakan mazhab kami wahabi, dengan anggapan sebagai mazhab khusus, ini adalah kesalahan yang amat keji, muncul dari isu-isu bohong yang disebarkan oleh orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu, dan kami bukanlah pengikut mazhab dan aqidah baru, Muhammad bin Abdul Wahab tidak membawa sesuatu yang baru, aqidah kami adalah aqidah salafus sholeh, yaitu yang terdapat dalam kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya, serta apa yang menjadi pegangan salafus sholeh. Kami memuliakan imam-imam yang empat, kami tidak membeda-bedakan antara imam-imam; Malik, Syafi’i , Ahmad dan Abu Hanifah, seluruh mereka adalah orang-orang yang dihormati dalam pandangan kami, sekalipun kami dalam masalah fikih berpegang dengan mazhab hambaly.”
Dari sini terbukti lagi kebohongan dan propaganda yang dibuat oleh musuh Islam dan musuh dakwah Ahlussunnah bahwa teroris diciptakan oleh wahabi. Karena seluruh buku-buku aqidah yang menjadi pegangan di kampus-kampus tidak pernah luput dari membongkar kesesatan teroris (Khawarij dan Mu’tazilah). Begitu pula tuduhan bahwa Mereka tidak menghormati para wali Allah atau dianggap membikin mazhab yang kelima. Pada kenyataannya semua buku-buku yang dipelajari dalam seluruh jenjang pendidikan adalah buku-buku para wali Allah dari berbagai mazhab. Pembicara sebutkan di sini buku-buku yang menjadi panduan di Universitas Islam Madinah.
Apabila kita  mendengar tuduhan jelek tentang dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, atau membaca buku yang menyebarkan tuduhan jelek tersebut, maka sebaiknya ia meneliti langsung dari buku-buku Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab atau buku-buku ulama yang seaqidah dengannya, supaya ia mengetahui tentang kebohongan tuduhan-tuduhan tersebut, sebagaimana perintah Allah kepada kita:

 “Wahai orang-orang yang beriman, bila seorang fasik datang kepadamu membawa sebuah berita maka telitilah, agar kamu tidak mencela suatu kaum dengan kebodohan, sehingga kamu menjadi menyesal terhadap apa yang kamu lakukan”.
Karena buku-buku Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab bisa didapatkan dengan sangat mudah terlebih-lebih pada musim haji dibagikan secara gratis, di situ akan terbukti bahwa beliau tidak mengajak kepada mazhab baru atau kepercayaan baru yang menyimpang dari pemahaman Ahlus Sunnah wal Jama’ah, namun semata-mata ia mengajak untuk beramal sesuai dengan kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya, sesuai dengan mazhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah, meneladani Rasulullah dan para sahabatnya serta generasi terkemuka umat ini, serta menjauhi segala bentuk bid’ah dan khurafat.

Pesan moral yang dapat saya ambil setelah membaca buku ini:
·         Seorang da’i hendaklah membekali dirinya dengan ilmu yang cukup sebelum terjun ke medan dakwah.
·         Seorang da’i hendaklah memulai dakwah dari tauhid, bukan kepada politik, selama umat tidak beraqidah benar selama itu pula politik tidak akan stabil
·         Seorang da’i hendaklah sabar dalam menghadapi berbagai rintangan dan tantang dalam menegakkan dakwah.
·         • Seorang da’i yang ikhlas dalam dakwahnya harus yakin dengan pertolongan Allah, bahwa Allah pasti akan menolong orang yang menolong agama-Nya.
·         • Tuduhan wahabi adalah tuduhan yang datang dari musuh dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, dengan tujuan untuk menghalangi orang dari mengikuti dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
·         • Muhammad bin Abdul Wahhab bukanlah sebagai pembawa aliran baru atau ajaran baru, tetapi seorang yang berpegang teguh dengan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
·         • Perlunya ketelitian dalam membaca atau mendengar sebuah isu atau tuduhan jelek terhadap seseorang atau suatu kelompok, terutama merujuk pemikiran seseorang tersebut melalui tulisan atau karangannya sendiri untuk pembuktian berbagai tuduhan dan isu yang tersebar tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengalaman Magang di CNN Indonesia Jawa Barat

       Halo, aku Ai Siti Rahayu mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang mendapatkan kesempatan magang selama 2 bulan di CNN In...