Senin, 10 Desember 2018

The Breadwinner Perjuangan Gadis Afghanistan Berbasis Isu Feminisme





Oleh Ai Siti Rahayu Komunikasi dan Penyiaran Islam 7A



Judul                          : The Breadwinner
Rilis                             : 13 Desember 2017
Genre                        : Animasi, Drama
Pengisi Suara           : Saara Chaudry, Sona Chhaya, Noorin Gulamgaus, Laara Sadiq, Ali Badshsh, Shaista Latif
Sutradara                 : Nora Twomey
Produser                   : Angelina Jolie
Penulis                       : Deborah Ellis
Durasi                        : 1 Jam 42 menit
Rating IMDB            : 7.6/10
Studio                        : Universal Pictures


Debut perdana Angelina Jolie sebagai seorang eksekutif produser diawali dari film animasi bertajuk “The Breadwinner” yang rilis pada 13 Desember 2017. Film animasi yang diangkat berdasarkan novel karya Deborah Ellis dengan judul yang sama ini merupakan film animasi yang mengangkat isu feminisme
Dengan menonton film ini pertama kali kita akan teringat akan film Mulan garapan Disney yang juga menceritakan seorang gadis yang terpaksa berpenampilan seperti laki-laki agar hidupnya dapat bebas. Tak jauh berbeda seperti hal nya Mulan, Parvana karakter utama dalam film ini juga digambar sebagai seorang gadis yang menginkan hidup bebas. Dengan latar daerah konflik di Afghanistan, film ini disajikan menjadi lebih hangat.
Terlahir sebagai seorang perempuan di kota Kabul Afghanistan yang dikendalikan oleh rezim opresif Taliban, Parvana merasakan bagaimana perempuan diperlakukan secara berbeda dan memiliki hak yang berbeda dengan laki-laki. Karena dirinya yang merupakan seorang perempuan, Parvana tidak merasakan adanya kebebasan bagi seorang perempuan di daerah itu. Hal ini dikarenakan Taliban melarang seluruh perempuan keluar dari rumah seorang diri. Kesempatan untuk keluar rumah bagi seorang Parvana hanyalah jika ia keluar rumah bersama anggota keluarganya yang berjenis kelamin laki-laki.
Namun pada suatu ketika, tumpuan satu-satunya Parvana untuk keluar dari rumah, yaitu ayahnya sendiri. Ditangkap oleh orang Taliban tanpa alasan yang pasti. Penangkapan ayahnya ini otomatis membawa masalah yang besar di keluarganya, masalahnya keluarga Parvana semuanya yang ada hanyalah perempuan. Ibunya perempuan, kakaknya pun perempuan dan adiknya masih balita. Tidak ada satupun yang dapat dimintai tolong padahal keluarga ini perlu keluar dari rumah untuk mencari makanan. Kemudian Parvana bersikap nekat untuk keluar dari rumah, tapi sayangnya aksinya ini berakhir dengan pengejaran Parvana oleh segerombolan lelaki, Parvana dianggap menyalahi aturan karena keluar dari rumah.
Hingga akhirnya Parvana dan ibunya memutuskan untuk memangkas rambut Parvana dan merubah penampilan Parvana menjadi seorang anak laki-laki. Dengan penampilan baru inilah Parvana dapat keluar dari rumah, mencari makanan, dan mencari keberadaan ayahnya.
Semua perempuan dalam film The Breadwinner merupakan perempuan tangguh dan berhati ulet. Ibu dari Parvana merupakan ibu pemberani yang tanpa segan memangkas rambut Parvana sebagai jalan keluar dari permasalahannya. Dengan identitas baru, Parvana yang merupakan seorang gadis belia pun digambarkan berani untuk mencari keberadaan ayahnya. 
Ada banyak pesan moral yang dapat kita pelajari dari film the breadwinner ini,. Film ini mengajarkan penontonnya untuk berpikir visioner bertindak berani dan pantanng mengeluh. Kehilangan ayahnya tidak membuat Parvana menjadi anak yang murung dan terpuruk, justru sebaliknya kehilangan ayahnya membuat Parvana bangkit dan maju sebagai tulang punggung keluarga, dalam usia yang belia, di daerah konflik pula.
Kembali dalam isu feminisme perubahan Parvana menjadi seorang anak laki-laki tidak serta merta membuat hidupnya bebas karena banyak permasalahan dan konflik yang terus datang terkait jati dirinya yang merupakan seorang anak perempuan.  Bagi Parvana kebebasan seorang perempuan kala itu hanya ada dalam pikirannya. Hal ini membuktikan secara jelas bahwa adanya ketidak adilan gender dalam kehidupan sosial yang meskipun telah membaik seiring berjalannya waktu tetapi tetap ada bahkan hingga saat ini.
Film ini juga merupakan film yang layak menjadi bahan diskusi untuk khalayak umum. Nora Twomey selaku sutradara telah berhasil meniupkan kehidupan dalam karakter yang menjadi tokoh dalam  film ini, menjadikan karakter yang dapat memberikan penghargaan terhadap isu negara dimana wanita masih harus berjuang dalam mempertahankan identitasnya dan memerangi ketidak adilan gender.
Film ini merupakan film yang secara keseluruhan cerdas dan berkualitas, namun ada beberapa adegan yang dirasakan flat, saat menceritakan kehidupan Parvana di dalam dongeng ayahnya di awal cerita. Flat ini lantas menjadikan cerita terlalu kontras dan mempengaruhi jalannya cerita utama.
The Breadwinner mungkin hanyalah film animasi sederhana, tetapi makna yang terkandung di dalamnya lah yang luar biasa. Film ini dengan detail nya memberikan sebuah harapan akan masa depan anak-anak yang lebih baikdan kesataraan hak-hak perempuan.


Oleh   : Ai Siti Rahayu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengalaman Magang di CNN Indonesia Jawa Barat

       Halo, aku Ai Siti Rahayu mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang mendapatkan kesempatan magang selama 2 bulan di CNN In...