Oleh Ai Siti Rahayu Komunikasi dan Penyiaran Islam 7A
Judul : The Breadwinner
Rilis : 13 Desember 2017
Genre : Animasi, Drama
Pengisi Suara : Saara Chaudry, Sona Chhaya, Noorin
Gulamgaus, Laara Sadiq, Ali Badshsh, Shaista Latif
Sutradara : Nora Twomey
Produser : Angelina Jolie
Penulis : Deborah Ellis
Durasi : 1 Jam 42 menit
Rating IMDB : 7.6/10
Studio : Universal Pictures
Debut perdana Angelina Jolie
sebagai seorang eksekutif produser diawali dari film animasi bertajuk “The Breadwinner”
yang rilis pada 13 Desember 2017. Film animasi yang diangkat berdasarkan novel
karya Deborah Ellis dengan judul yang sama ini merupakan film animasi yang
mengangkat isu feminisme
Dengan menonton film ini
pertama kali kita akan teringat akan film Mulan garapan Disney yang juga
menceritakan seorang gadis yang terpaksa berpenampilan seperti laki-laki agar
hidupnya dapat bebas. Tak jauh berbeda seperti hal nya Mulan, Parvana karakter
utama dalam film ini juga digambar sebagai seorang gadis yang menginkan hidup
bebas. Dengan latar daerah konflik di Afghanistan, film ini disajikan menjadi
lebih hangat.
Terlahir sebagai seorang
perempuan di kota Kabul Afghanistan yang dikendalikan oleh rezim opresif
Taliban, Parvana merasakan bagaimana perempuan diperlakukan secara berbeda dan
memiliki hak yang berbeda dengan laki-laki. Karena dirinya yang merupakan
seorang perempuan, Parvana tidak merasakan adanya kebebasan bagi seorang
perempuan di daerah itu. Hal ini dikarenakan Taliban melarang seluruh perempuan
keluar dari rumah seorang diri. Kesempatan untuk keluar rumah bagi seorang
Parvana hanyalah jika ia keluar rumah bersama anggota keluarganya yang berjenis
kelamin laki-laki.
Namun pada suatu ketika,
tumpuan satu-satunya Parvana untuk keluar dari rumah, yaitu ayahnya sendiri.
Ditangkap oleh orang Taliban tanpa alasan yang pasti. Penangkapan ayahnya ini
otomatis membawa masalah yang besar di keluarganya, masalahnya keluarga Parvana
semuanya yang ada hanyalah perempuan. Ibunya perempuan, kakaknya pun perempuan dan
adiknya masih balita. Tidak ada satupun yang dapat dimintai tolong padahal
keluarga ini perlu keluar dari rumah untuk mencari makanan. Kemudian Parvana
bersikap nekat untuk keluar dari rumah, tapi sayangnya aksinya ini berakhir
dengan pengejaran Parvana oleh segerombolan lelaki, Parvana dianggap menyalahi
aturan karena keluar dari rumah.
Hingga akhirnya Parvana dan
ibunya memutuskan untuk memangkas rambut Parvana dan merubah penampilan Parvana
menjadi seorang anak laki-laki. Dengan penampilan baru inilah Parvana dapat
keluar dari rumah, mencari makanan, dan mencari keberadaan ayahnya.
Semua perempuan dalam film
The Breadwinner merupakan perempuan tangguh dan berhati ulet. Ibu dari Parvana
merupakan ibu pemberani yang tanpa segan memangkas rambut Parvana sebagai jalan
keluar dari permasalahannya. Dengan identitas baru, Parvana yang merupakan
seorang gadis belia pun digambarkan berani untuk mencari keberadaan
ayahnya.
Ada banyak pesan moral yang
dapat kita pelajari dari film the breadwinner ini,. Film ini mengajarkan
penontonnya untuk berpikir visioner bertindak berani dan pantanng mengeluh.
Kehilangan ayahnya tidak membuat Parvana menjadi anak yang murung dan terpuruk,
justru sebaliknya kehilangan ayahnya membuat Parvana bangkit dan maju sebagai
tulang punggung keluarga, dalam usia yang belia, di daerah konflik pula.
Kembali dalam isu feminisme
perubahan Parvana menjadi seorang anak laki-laki tidak serta merta membuat
hidupnya bebas karena banyak permasalahan dan konflik yang terus datang terkait
jati dirinya yang merupakan seorang anak perempuan. Bagi Parvana kebebasan seorang perempuan kala
itu hanya ada dalam pikirannya. Hal ini membuktikan secara jelas bahwa adanya
ketidak adilan gender dalam kehidupan sosial yang meskipun telah membaik
seiring berjalannya waktu tetapi tetap ada bahkan hingga saat ini.
Film ini juga merupakan film
yang layak menjadi bahan diskusi untuk khalayak umum. Nora Twomey selaku
sutradara telah berhasil meniupkan kehidupan dalam karakter yang menjadi tokoh
dalam film ini, menjadikan karakter yang
dapat memberikan penghargaan terhadap isu negara dimana wanita masih harus
berjuang dalam mempertahankan identitasnya dan memerangi ketidak adilan gender.
Film ini merupakan film yang
secara keseluruhan cerdas dan berkualitas, namun ada beberapa adegan yang
dirasakan flat, saat menceritakan kehidupan Parvana di dalam dongeng ayahnya di
awal cerita. Flat ini lantas menjadikan cerita terlalu kontras dan mempengaruhi
jalannya cerita utama.
The Breadwinner mungkin
hanyalah film animasi sederhana, tetapi makna yang terkandung di dalamnya lah
yang luar biasa. Film ini dengan detail nya memberikan sebuah harapan akan masa
depan anak-anak yang lebih baikdan kesataraan hak-hak perempuan.
Oleh : Ai Siti Rahayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar